25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Pemkab Dairi akan Luncurkan Program Kawasan Pertanian Terpadu

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Parbuluan (buseronline.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi terus mendorong petani dengan mengoptimalkan lahan yang selama ini kurang produktif dan memiliki hamparan luas.

Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu menerangkan tahun 2022 ini, Pemkab Dairi meluncurkan program Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) khusus komoditi hortikultura di Desa Parbuluan V, Kecamatan Parbuluan.

Tahap awal, ia didampingi Kepala Dinas Komunikasi Informatika Dairi Aryanto Tinambunan mengatakan telah disiapkan lahan seluas 22 hektar dari target 400 hektar yang dikembangkan jadi KPT.

“Pencanangan KPT akan kita laksanakan Senin, 21 November 2022 (hari ini, Red). Pencanangan akan dihadiri langsung Gubernur Sumut Edy Rahmayadi,” kata Eddy Berutu, Senin (21/11/2022).

Menurutnya, program KPT merupakan wujud dan merealisasikan Agri Unggul yang tertuang dalam visi misi Pemkab Dairi periode 2019-2024.

Adapun visinya, mewujudkan Dairi unggul yang mensejahterakan masyarakat dalam harmoni keberagaman.

Sedangkan Misi ke-1 dan ke-3 yakni, meningkatkan kualitas hidup petani dan kesejahteraan masyarakat secara umum serta optimalisasi pengelolaan potensi sumber daya alam daerah.

Selain mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) yang ada, menurutnya, sumber daya manusia (SDM) petani juga harus mumpuni guna mendorong kesejahteraan mereka.

“Kondisi secara umum di Indonesia, petani masih termarjinalkan. Luas lahan bisa dikelola sedikit, sehingga hasil produksi dan pendapatan petani masih sangat minim. Begitu juga sarana produksi pertanian, pupuk serta bibit sulit diperoleh petani. Harga pupuk juga mahal,” ungkapnya.

Dalam KTT G20 di Bali belum lama ini, kata Eddy, Presiden Joko Widodo mengajak semua kepala negara anggota KTT G20, untuk sama-sama mengatasi permasalahan pupuk, supaya pupuk tersedia bagi petani.

“Bagi petani, pupuk itu nyawa sehingga harus jadi perhatian bersama. Memang kita akui, krisis ekonomi dan kelangkaan pupuk sekarang, tidak terlepas dari pasca pandemi Covid-19 serta perang antara Rusia dan Ukraina,” ujarnya.

Terjadinya kelangkaan bahan baku pupuk di Indonesia, kata Eddy Berutu, menyebabkan harga mahal.

“Kembali ke program KPT, awalnya kita sangat kesulitan memperoleh lahan. Karena lahan yang kita butuhkan harus satu hamparan dan sangat luas, sehingga skalanya sangat besar. Kalau terpisah-pisah dan kecil-kecil percuma saja,” ujarnya.

Menurutnya, program ini tidak mudah dan sangat sulit, karena selama ini mereka (petani), biasanya dapat pupuk bersubsidi.

“Sementara, program yang kita gulirkan skemanya beda. Mereka akan memperoleh pinjaman melalui kredit usaha rakyat (KUR). Akhirnya kita mendapatkan lahan di Desa Parbuluan V total seluas 400 hektare. Selanjutnya, saya tetapkan lahan itu menjadi kawasan pertanian terpadu melalui Keputusan Bupati Dairi Nomor: 645/520/VII/2022 tanggal 12 Agustus 2022,” ungkap Eddy Berutu.

Eddy Berutu menjelaskan, untuk tahap awal luas tanaman holtikultura yakni untuk tanaman bawang merah 50 hektare, kubis 100 hektare, kentang 100 hektare, cabai merah 100 hektare dan tanaman kopi sebagai tanaman tumpangsari pada seluruh lokasi.

“Selanjutnya, petani kita kumpulkan dan bicarakan komoditi yang akan dikembangkan dan petani setuju dan lahan kita tes,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Eddy KA Berutu, program yang dikembangkan Pemkab Dairi tersebut dipersentasikan kepada pemerintah provinsi lewat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Gubernur menyambut baik program dimaksud dan diusulkan ke Kementerian Pertanian untuk pengembangan kawasan pertanian terpadu.

Berita Lainnya

Berita Terbaru