26 C
Medan
Senin, November 25, 2024

Studi Banding, Mahasiswa Jurnalistik USM Malaysia Kunjungi PWI Sumut

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Mahasiswa jurusan jurnalistik komunikasi Universiti Sains Malaysia (USM) melakukan studi perbandingan di bidang pers kewartawanan ke PWI Sumut, Jalan Adinegoro Medan, Selasa (29/11/2022).

Rombongan mahasiswa tersebut diterima Sekretaris PWI Sumut Hamonangan R Panggabean mewakili Ketua PWI Sumut dan Ketua DKP PWI Sumut M Sahrir MIKom didampingi wakil ketua PWI Sumut Austin Tumengkol, Rifki Warisan, Sugiatmo, Riza Mulyadi, Amrizal (Ketua Advokad PWI Sumut), Bendahara PWI Hartati Rangkuti dan Wakil Sekretaris PWI Sumut Julia Nuraini Tarigan.

Rombongan mahasiswa Malaysia didampingi mahasiswa STIK Pembangunan langsung dipimpin salah seorang dosen USM Nik Norma Nik Hasan menyatakan maksud dan tujuan kunjungan mahasiswa USM ke Sumatwra Utara khususnya PWI Sumut.

“Mahasiswa yang berkunjung ke PWI Sumut 15 orang dari program komunikasi. Kedatangan mahasiswa ini atas inisiatif dan biaya mahasiswa sendiri, tapi tidak bisa berlama-lama. Karenanya mahasiswa Malaysia akan memanfaatkan waktu yang ada selama di Medan-Sumut,” ujar Norma.

Dari kunjungan ini, Norma berharap, melalui diskusi ada rasa cinta terhadap dunia kewartawanan dan mahasiswa bisa belajar dengan pengurus PWI dan wartawan di Sumut, dalam konteks berita di Indonesia, sekaligus menjadi perbandingan bagi mahasiswa di Malaysia.

Dalam diskusi singkat, mahasiswa Malaysia ingin mengetahui lebih banyak tentang PWI sebagai asosiation jurnalis di Indonesia, juga tugas dan fungsi pers di Indonesia khususnya Sumut termasuk etika wartawan dalam menghimpun dan menyajikan sebuah berita.

Ketua DKP PWI Sumut M Sahrir menyebutkan PWI merupakan home base wartawan dan posisi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media. Artinya tingkat kepercayaan masyarakat dalam memahami media, Indonesia di peringkat pertama dunia. Posisi kedua China dan Malaysia di peringkat ke tujuh. Tapi diera digital dimulai dengan medsos yang ratingnya tinggi.

Di zaman orde baru, kata Sahrir, pers itu pers pemerintah sehingga suara media koornya sama. Tapi sekarang sudah bebas menjadi pers terbuka, sehingga siapa saja bisa menjadi pers.

“Semua berita harus ada chec and richeck atau balance. Itu tugas wartawan menyampaikan informasi dalam bentuk berita yang akurat, biar masyarakat yang menilai,” ujar Sahrir seraya menambahkan, wartawan tidak dibenarkan menerima ‘suap’ dalam konteka berita.

Jika terbukti agar segera dilaporkan ke Dewan Kehormatan untuk diproses dan sanksinya dimungkinkan dicabut kompetensinya sebagai wartawan.

Melalui diskusi tanya jawab, Pengurus PWI Sumut menjelaskan tentang PWI sebagai organisasi kewartawanan terbesar dan tertua di Indonesia, serta tugas dan fungsi PWI dan upaya PWI meningkatkan kualitas wartawan melalui program uji kompetensi bagi wartawan.

Berita Lainnya

Berita Terbaru