26.7 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Guna Penuhi Kebutuhan Nakes di Faskes, Kemenkes Percepat Pemenuhan Dokter Umum, Gigi dan Spesialis

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berusaha untuk mempercepat pemenuhan dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan (Faskes) Indonesia.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI dr Dante Saksono Harbuwono PhD SpPD (KEMD) saat membuka Acara Seminar dan Workshop Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) yang mengusung tema ”Penguatan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam Mewujudkan Transformasi SDM Kesehatan” di Jakarta (5-6 Desember 2022).

”Seperti yang kita ketahui, banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang masih kekurangan tenaga kesehatan, dibutuhkan waktu sekitar 7-36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan,” ujarnya.

Ia menjelaskan upaya akselerasi dilakukan dengan menambah kuota dan jumlah program pendidikan di Fakultas Kedokteran serta melakukan program pengampuan Rumah Sakit Pendidikan terhadap RS lainnya.

Skema ini disebut dengan Academic- Based Health System (AHS), yang mana RS didorong agar tidak hanya berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam bidang pendidikan dan penelitian.

”Nantinya akan kita bentuk sistem RS online untuk meningkatkan sistem integrasi dan interoperabilitas antar rumah sakit, sehingga RS Pendidikan yang sudah ada bisa mengampu RS lainnya,” ujarnya.

Di Indonesia sendiri, program AHS telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Universitas Indonesia. Kala itu, Fakultas Kedokteran UI diintegrasikan dengan RSUP Dr Cipto Mangunkusumo untuk memberikan layanan kesehatan juga meningkatkan produksi tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu.

Sejak saat itu, program AHS terus diperluas, mencakup enam Fakultas Kedokteran di antaranya Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Keenam Fakultas Kedokteran tersebut kemudian melakukan pengampuan di enam wilayah.

Hasilnya, jumlah RS Pendidikan meningkat hingga 210 RS di seluruh di Indonesia, terdiri dari 82 unit RSP Utama, 13 RSGM, 28 RS Afiliasi, dan 87 RS Satelit.

Jumlah ini, lanjut Wamenkes tengah diupayakan untuk ditingkatkan. Sebab, masih ada sekitar 210 RS yang berpotensi untuk dijadikan RS Pendidikan.

”Totalnya nanti akan ada 420 RS Pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya ini mampu memberikan layanan kesehatan yang memadai, sekaligus bisa menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu,” jelasnya.

Guna mewujudkan target tersebut, Wamenkes berharap agar ARSPI aktif melakukan pendampingan dan memberikan bimbingan kepada 210 RS yang belum ditetapkan menjadi RS Pendidikan.

Berita Lainnya

Berita Terbaru