Samosir (buseronline.com) – Berbagai upaya dilaksanakan Pemkab Samosir menurunkan angka stunting di wilayahnya. Mulai dengan melibatkan aksi dari organisasi lintas sektoral.
Wakil Bupati Samosir Martua Sitanggang menyampaikan dari delapan konvergensi penurunan stunting, Pemkab Samosir sudah melaksanakan tujuh aksi tersebut.
Penurunan stunting secara konvergen dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan secara bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas di desa.
“Secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya dalam pencegahan stunting,” katanya, Kamis (15/12/2022).
Melalui rapat diseminasi hasil pengukuran stunting tingkat Kabupaten Samosir, Martua Sitanggang mengingatkan tim untuk meningkatkan peran, terjun langsung kelapangan sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.
Ia mengatakan bahwa pengukuran status gizi balita melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) pada bulan Agustus 2022 mengalami penurunan. Dari 1.233 balita (13,56%) pada tahun 2021 turun menjadi 952 (10,26%).
Publikasi data stunting dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan dengan menggunakan survey mawas diri (SMD), tingkat Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan dan triwulan, tingkat kabupaten dengan bentuk publikasi berupa foto kegiatan.
Dalam mengatasi sebaran pravelensi stunting pada tingkat layanan Puskesmas, kecamatan dan desa, Martua Sitanggang mengajak tim mulai dari tingkat desa hingga kabupaten untuk memperkuat komitmen bersama, berinovasi berbasis karakteristik wilayah.
Martua menyampaikan Pemkab Samosir melalui Dinas Kesehatan telah melakukan aksi inovasi dalam penurunan stunting, yaitu melalui program Remantri Sehati, (Remaja Putri Samosir Sehati Tanpa Anemia).
Catinku Sabas (Calon Pengantin mendukung Samosir Bebas Stunting), Gemes Buku KIA (Gerakan membaca Sabtu buku kesehatan ibu dan anak) dan Gerbabs (Gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan).
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dengan pembentukan dapur sehat (Dashat) di Kampung KB dan di Desa Lokus Stunting.
Ketua TP PKK Samosir Ny Harta R Martua Sitanggang mengingatkan agar seluruh camat, kepala untuk melakukan pengawasan terhadap penerima BLT.
“Mengawasi penerima BLT, agar digunakan untuk membeli gizi untuk anak, terutama keluarga yang stunting,” ujarnya.
Dalam percepatan penurunan stunting, Harta R Martua Sitanggang menegaskan agar seluruh tim penanggulangan stunting lebih giat dan terjun langsung kelapangan untuk menyasar serta menyajikan data yang akurat.
Indah Kristina dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut mengatakan penuntasan kasus stunting guna menciptakan generasi penerus yang mempunyai daya saing dan IQ.
Sebagai inovasi setelah menjalani 9 kecamatan di Kabupaten Samosir, Indah akan membawa Samosir untuk menjadi Kabupaten STOP BABS tahun 2023 dan akan siap melakukan pendampingan.
“Merubah mindset untuk stop BABS. harapan kami, kita harus berembuk membuat rencana aksi menuntaskan dan menggerakkan masyarakat secara massif. Membangun dan merubah pola pikir dahulu baru membangun fasilitas,” ungkapnya.
Stop BABS sangat perlu, ini merupakan salah satu aksi pencegahan stunting. Selain itu sanitasi dan air bersih harus diperhatikan untuk menghindari penyakit infeksi yang menyebabkan stunting.
Seperti diketahui, Wakil Bupati Samosir Martua Sitanggang didampingi Plh Sekda Samosir Tunggul Sinaga, Kadis Kesehatan Samosir dr Dina Hutapea dan Ketua TP PKK Kabupaten Samosir Ny Harta R Martua Sitanggang, membuka rapat diseminasi hasil pengukuran stunting tingkat Kabupaten Samosir, di Aula Kantor Bupati Samosir, Rabu (14/12/2022).
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati didampingi Plh Sekda, Ketua TP PKK, Kadis Kesehatan dan Kadis P3PPAKB Kabupaten Samosir menyerahkan tablet tamba darah secara simbolis kepada remaja/pelajar.