Medan (buseronline.com) – Komunitas dan penggiat literasi di Provinsi Sumut dikumpulkan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman, Nomor 41 Medan, untuk berkolaborasi mewujudkan visi bersama meningkatkan minat baca masyarakat.
Dialog dan diskusi pada pertemuan itu antara lain membahas bagaimana ragam komunitas, profesi dan organisasi yang bergerak dan menjalankan program literasi, bagaimana pemanfaatan ruang publik dan fasilitas umum mendukung warga untuk mengakses informasi, kondisi perpustakaan serta regulasi dari pemerintah.
Pertemuan yang dikemas dalam dialog interaktif tersebut dihadiri sedikitnya 32 Komunitas dan Pegiat Literasi Sumut, di antaranya Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Teras Literasi Mutiara Langit Biru, Medan Membaca, Kampung Dongeng Medan, Rumah Baca Mendai, TBM Mendai, TBM Pena, TBM Lingkaran, TBM Samera Indonesia, Forum Lingkar Pena, Ruang Literasi, Turun Tangan Medan, Ibu Penggerak, dan Rumah Kisah.
Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Sumut Nawal Lubis mengucapkan apresiasi atas usaha dan dukungan para penggiat literasi di Sumut untuk mewujudkan Sumut berliterasi. Karena budaya literasi sangat berperan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, yang nantinya akan membentuk bangsa berkualitas.
“Era globalisasi ini literasi bukan saja membaca dan menulis, namun mencakup literasi informasi dengan sumber sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, dan visual,” kata Nawal Lubis.
Pada dialog tersebut penggiat literasi di Sumut menyampaikan lima pesan literasi kepada Ketua GPMB Sumut Nawal Lubis yakni, Pertama, Gerakan Literasi di Sumut hendaknya menjadi gerakan bersama multi pihak.
Kedua, meningkatkan dan mengembangkan akses literasi dan layanan pengetahuan masyarakat di ruang-ruang publik dan fasilitas umum seperti taman kota, stasiun, terminal, bandar udara dan rumah sakit.
Ketiga mendorong Pemprov Sumut untuk mengoptimalkan layanan, peningkatan kualitas perpustakaan di daerah, sekolah dan mendukung pengembangan perpustakaan di desa.
Keempat mendorong Pemprov Sumut mengeluarkan regulasi khusus mendukung pengembangan literasi di Sumut, sehingga menjadi pedoman kabupaten/kota hingga desa-desa di Sumut.
Kelima, memobilisasi dan mendorong BUMN dan perusahaan swasta mengalokasikan dana CSR untuk pengembangan program literasi.
Kepala Balai Bahasa Sumut Hidayat Widiyanto yang diwakili Pengkaji Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Wartono mengatakan kehadiran BBPSU melakukan pembinaan, penyedian bahan literasi bagi penggiat dan komunitas literasi.
Saat ini, katanya, terdapat 43 komunitas yang terdaftar di Balai Bahasa Sumut yang tergabung dalam Platform Kedan Literasi, yang berisikan data dan peta Komunitas Literasi di Sumut, serta ruang untuk berbagi kegiatan dan informasi terkait literasi di Sumut.
Dikatakannya dalam mendukung literasi di Sumut sudah mengirim 1617 exampler buku literasi di 5 Kabupaten daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Sumut yakni Kabupaten Nias, Kabupten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Sergai.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumut Dwi Endah Purwati berharap pertemuan ini bisa menjadi sarana komunikasi dan kolaborasi antara pemerintah dan penggiat literasi di Sumut.
“Saya harapkan pertemuan ini bisa berlanjut, apa-apa yang menjadi permasalahan bagi para penggiat literasi bisa kita cari solusinya sehingga menjadi langkah bersama untuk memajukan literasi di Sumut,” harapnya.