Jakarta (buseronline.com) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, yang digelar di Auditorium BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Turut mendampingi Presiden dalam Rakernas ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Tampak hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas sebagai kunci sebuah negara untuk berkompetisi dengan negara lain. “SDM unggul itu menjadi kunci daya saing bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, semua negara di dunia saat ini saling berkompetisi dan bersaing satu sama lain di tengah situasi global yang tidak menentu.
Semua negara bersaing dalam berbagai hal, mulai dari investasi hingga teknologi. “Posisi semua negara saat ini adalah kompetisi, bersaing satu sama lain,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta agar BKKBN dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Di antaranya meningkatkan kualitas keluarga dan menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk.
“Saya meyakini 1,2 juta penyuluh yang ada di BKKBN plus pendampingnya mampu melakukan itu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam laporannya menyebut bahwa pencapaian BKKBN dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat fertilitas total atau total fertility rate (TFR) yang ditargetkan sebesar 2,1 pada tahun 2024 mendatang.
TFR adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya.
“Akan tetapi dari berbagai hasil pendataan dan juga survei, menunjukan bahwa hari ini angka itu sudah mendekati 2,1,” ujarnya.
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas keluarga, salah satunya dilakukan BKKBN melalui percepatan penurunan angka gagal tumbuh atau stunting.
Saat ini, berdasarkan laporan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen.
“Kalau mau mengejar (target) 14 (persen) artinya mesti turun 3,8 (persen) 2 tahun ke depan. Tahun ini mesti 3,8, tahun depan mesti 3,8,” ujar Menkes Budi.