Bekasi (buseronline.com) – Peranan pihak swasta dalam memperkuat ketahanan kesehatan dengan menjadikan aspek kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunan wilayah merupakan nyata. Menteri Kesehatan RI Budi G Sadikin meresmikan Jababeka Medical City di Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Menkes menyampaikan, dibutuhkan investasi yang nyata dalam sektor kesehatan untuk memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia. Setidaknya ada tiga investasi yang dibutuhkan.
”Pada level pertama adalah investasi manufakturing produk kesehatan, baik yang bentuknya alat kesehatan maupun produksi terapi seperti obat dan vaksin. Pada level kedua adalah investasi pendidikan kesehatan atau Healthcare Education, dan level ketiga adalah Healthcare Service atau pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Investasi bidang kesehatan, lanjut Menkes sejalan dengan program besar yang saat ini dijalankan Kementerian Kesehatan RI yakni transformasi kesehatan. Pada pilar pertama transformasi layanan kesehatan primer, investasi promotif preventif dapat dilakukan melalui skrining dan surveilans.
Potensi investasi manufakturing dalam negeri masih sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan. Di Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, skrining untuk stunting saja, dibutuhkan sekitar 300.000 antropometri untuk pengukuran bayi dan 18.000 pemenuhan USG di Puskesmas, belum lagi 14 skrining mandatori untuk layanan BPJS.
”Manufakturing untuk 14 Skrining Mandatory BPJS, Antropometri untuk timbangan bayi, Kalau bapak ada produksi dalam negeri, kita beli,” ujarnya.
Demikian juga untuk layanan kesehatan rujukan, lanjut Menkes dari 3000 rumah sakit, baru 200 rumah sakit yang memiliki mamograf untuk deteksi dini kanker payudara.
Investasi pendidikan kesehatan, lanjut Menkes juga memegang peranan penting mengingat adanya 3.000 rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia yang harus terpenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis.
”Saya mau yakinkan teman teman agar pendidikan dokter spesialis dilakukan di rumah sakit seperti negara-negara lain di dunia,” ungkapnya.
Investasi selanjutnya adalah investasi pelayanan kesehatan masa depan berbasis bioteknologi. Tujuannya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang presisi di masa depan. Menurut menkes investasi bioteknologi menjadi masa depan bisnis di dunia.
Founder dan Chairman Jababeka Group, SD Darmono mengaku bersyukur atas diresmikannya jababeka Medical City oleh Menkes, setelah groundbraking pembangunan 17 belas tahun yang lalu. Pihaknya berharap ke depan Medical City dapat direplikasi di seluruh Indonesia.
”Harapan kita waktu itu adalah bagaimana tingkat kesehatan di indonesia bisa sejajar dengan negara maju terutama banyaknya orang kita yang berobat ke Singapura, Amerika dll. Banyak menghabiskan devisa negara. Pilot project (di sini) untuk membangun ekosistem setara dengan singapura. Indonesia bisa jadi destinasi buat (masyarakat luar negeri) yang mau berobat,” harapnya.
Di lahan seluar 5.600 hektar, Sejak tahun 2006 sebanyak 25 rumah sakit telah dibangun di Cikarang, lebih dari 20 hotel dan 10 pabrik farmasi dan laboratorium kesehatan, melayani lebih dari 2 ribu perusahaan dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan karyawan lebih dari satu juta orang.