Jakarta (buseronline.com) – Penanganan pandemi telah menunjukkan keberhasilan yang nyata. Hal ini dibuktikan dengan situasi pandemi yang terus terkendali dalam 10 bulan terakhir serta tingkat kekebalan masyarakat yang semakin meningkat.
Menandai keberhasilan ini, Kementerian Kesehatan RI dan pemerintah Amerika Serikat (AS)-USAID menggelar acara Penutupan Kemitraan Program Bantuan Covid-19 di Perpustakaan Nasional pada 30-31 Maret 2023.
Tujuannya untuk menyoroti pencapaian kerja sama kemitraan penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia yang berlangsung selama tahun 2020-2023.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyebut dalam kilas balik tiga tahun penanganan pandemi Covid-19, setidaknya memberi dua pelajaran penting bagi sektor kesehatan di Indonesia.
Pertama, adalah soal pentingnya kolaborasi. Saat pandemi menghantam dunia pada tahun 2020, tidak ada satupun negara yang siap. Semua negara saling belajar dan berbagi satu sama lain, melakukan praktik terbaik untuk dapat menghadapi penyakit yang sangat menular ini.
Di Indonesia, kolaborasi dan sinergi penanganan Covid-19 turut melibatkan para pemangku kepentingan baik dalam maupun luar negeri seperti kementerian/lembaga, TNI/Polri, BNPB, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, dunia usaha, masyarakat dan mitra strategis termasuk di dalamnya USAID.
USAID merupakan salah satu mitra yang memiliki peran besar dalam keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Sekjen menyebut, dalam tiga tahun belakangan pemerintah AS melalui USAID telah memberikan berbagai bantuan esensial yang dibutuhkan dalam penanggulangan Covid-19.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada USAID karena dukungannya yang sangat luar biasa kepada pemerintah Indonesia pada saat kita menghadapi Covid-19, namun tidak hanya Covid-19 tapi kita juga memiliki long journey terhadap support dengan USAID,” kata Kunta.
Kedua, pandemi momentum reformasi. Pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa sistem kesehatan Indonesia masih terbelakang (left behind). Diperlukan reformasi besar-besaran untuk memperbaiki dan memperkuat sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi tantangan kesehatan ke depan.
Berangkat dari semangat untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, Kementerian Kesehatan menginisiasi transformasi kesehatan enam pilar yang saat ini menjadi fokus pemerintah.
Adapun keenam pilar tersebut diantaranya transformasi layanan primer, transfomasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi kesehatan enam pilar ini, kemudian menjadi landasan filosofis pembentukan RUU Kesehatan yang saat ini telah memasuki tahap sosialisasi.
”Ini penting karena saat ini UU kesehatan sangat banyak sekali tersebar, dan beberapa ada yang perlu kita perbaiki. Semua itu. tujuannya hanya dua hal yakni kepentingan masyarakat, bukan kepentingan individu, bukan kepentingan golongan,” jelasnya.
”Tujuan kedua, mengembalikan peran pemerintah untuk bisa mengatur seluruh sektor kesehatan,” tambahnya, seperti dilansir dari kemkes.go.id.
Kunta menyebut penutupan penanggulangan Covid-19 bukanlah akhir dari perjalanan kemitraan antara Kemenkes RI dengan USAID. Melainkan awal bagi kemitraan untuk kemajuan sektor kesehatan di masa yang akan datang.
Kedepan, Sekjen berharap agar sinergi dan kolaborasi yang telah terbangun antara pemerintah Indonesia dengan USAID utamanya di bidang kesehatan dapat terus ditingkatkan dan diperkuat dalam kerangka membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi-tingginya.
Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Imelda Martin mengucapkan selamat kepada pemerintah Indonesia yang telah berhasil menangani pandemi Covid-19. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Kementerian Kesehatan terhadap kemitraan yang terjalin selama tiga tahun belakangan ini.
Ia menjelaskan sejak awal pandemi, pemerintah AS telah berkomitmen untuk membantu Pemerintah Indonesia melawan Covid-19. Komitmen ini diterjemahkan dengan memberikan bantuan kedaruratan senilai $65 juta melalui bantuan teknis di tingkat nasional maupun daerah.
”Saya ucapkan selamat kepada Kemenkes dan seluruh jajarannya yang telah bekerja keras untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia,” ujarnya.
Ia merinci, bantuan kegawatdaruratan tersebut terdiri dari dua hal yakni bantuan teknis berupa 1000 ventilator, 59,800 Viral Transport Media (VTM) untuk pengujian Covid-19, dan pelatihan kepada 853 petugas kesehatan untuk edukasi Covid-19 serta bantuan vaksin sebanyak 40 juta dosis.
Senada dengan Kunta, Imelda berharap hubungan yang baik antara pemerintah AS dengan Indonesia semakin kuat dan meluas. ”Ini adalah refleksi bahwa penanganan Covid-19 membutuhkan kerja sama yang kuat dari pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.