Jakarta (buseronline.com) – Presiden RI Ir H Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam rapat tersebut, Kepala Negara RI membahas sejumlah persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 Asean yang akan berlangsung di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 10-11 Mei 2023 mendatang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya usai mengikuti ratas mengatakan bahwa terdapat delapan pertemuan yang akan diselenggarakan dalam puncak KTT ke-42 Asean.
Menlu RI juga menyebut bahwa Presiden Jokowi akan memimpin langsung 7 dari 8 pertemuan tersebut, di antaranya pertemuan dengan parlemen, pemuda, bisnis, hingga Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
“Jadi total ada 8 pertemuan, 7 pertemuan di antaranya itu akan dipimpin oleh Bapak Presiden karena yang BIMP-EAGA itu akan dipimpin oleh PM Malaysia karena rotasinya memang keketuaan BIMP-EAGA sedang ada di Malaysia,” ujar Menlu Retno kepada media di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Sedangkan terkait dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT ke-42 Asean, Menlu Retno mengungkapkan bahwa hingga saat ini dokumen-dokumen tersebut masih dalam tahap negosiasi di tingkat pejabat tinggi (SOM/Senior Officials Meeting).
Nantinya, dokumen yang dihasilkan KTT ke-42 Asean akan fokus pada tema yang diangkat dalam keketuaan Indonesia, yaitu “Asean Matters: Epicentrum of Growth”.
“Di Asean Matters itu dokumennya terkait bagaimana upaya Asean untuk meningkatkan, memperkuat diri sehingga mampu menghadapi tantangan ke depan. ‘Epicentrum of Growth’ terkait dengan resiliensi ekonomi Asean,” jelas Menlu Retno.
“Intinya adalah memperkuat resiliensi ekonomi sehingga Asean dapat menjadi epicentrum of growth. Semua dokumen masih dinegosiasikan saat ini. Mudah-mudahan semuanya selesai pada saat pertemuan KTT Asean,” lanjut Menlu Retno.
Menurut Menlu RI tersebut dalam KTT ke-42 Asean, Indonesia sebagai ketua juga berusaha untuk membumikan Asean dalam bentuk berbagai kerja sama dan proyek-proyek yang bersifat konkret, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, dan lain-lain.
“Intinya adalah membumikan kerja sama Asean sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” tutup Menlu Retno.