Jakarta (buseronline.com) – Lebih dari 23 ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia telah mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). PMM merupakan program Kemendikbudristek RI yang memungkinkan mahasiswa mengikuti perkuliahan selama satu semester di perguruan tinggi di luar klaster pulau.
Selain menghadirkan suasana belajar yang baru, program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menikmati keragaman budaya nusantara melalui kurikulum Modul Nusantara serta dialog yang terbangun dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang yang berbeda.
“Dari PMM saya belajar bahwa Indonesia ternyata seberagam itu dan hal itu membuat aku menghargai keberagaman dan perbedaan,” ucap Alifa Palupi, mahasiswa Universitas Airlangga yang mengikuti Program PMM di Universitas Mataram.
Alifa menuturkan, ketika mengikuti program ini ia banyak mengalami pengalaman yang mengesankan untuk pertama kalinya. Seperti pertama kali hidup di luar pulau, belajar bahasa daerah, dan berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah yang berbeda.
Pengalaman tersebut menurutnya tidak kalah unik dibandingkan dengan pengalaman mengikuti kegiatan pertukaran ke luar negeri karena ada banyak hal yang bisa dieksplorasi dari daerah-daerah di Indonesia.
“Selain itu aku juga mengenal Lombok lebih jauh tidak hanya keindahan alamnya tapi juga sosial budayanya. Pertukaran mahasiswa itu tidak harus ke luar negeri, karena ada banyak hal yang bisa kita pelajari di Indonesia terutama di luar daerah asal,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Salah satu keunikan dari Program PMM terletak pada kegiatan Modul Nusantara, mata kuliah khusus bagi peserta PMM yang memfasilitasi pembelajaran tentang keberagaman nusantara, khususnya keragaman budaya dan keunikan daerah lokasi Perguruan Tinggi (PT) Penerima.
Modul Nusantara terdiri atas 16 aktivitas yang mengusung empat tema utama, yaitu kebhinekaan, inspirasi, refleksi, serta kontribusi sosial.
Aktivitas Modul Nusantara yang diikuti oleh para peserta PMM misalnya berupa kunjungan, bedah film/buku/lagu, hari kuliner, pentas budaya, dan lokakarya kebudayaan. Dalam aktivitas tersebut, PT Penerima juga sering menghadirkan tokoh-tokoh sukses di bidangnya untuk berdialog dengan para mahasiswa.
Survei yang dilakukan kepada peserta PMM Angkatan 2 menunjukkan bahwa lebih dari dari 50 persen mahasiswa menyatakan kegiatan Modul Nusantara membantu dalam menguatkan sudut pandang mereka untuk menghormati dan merayakan keberagaman masyarakat di Indonesia.
Kemudian, 60,9 persen mahasiswa menyatakan sangat setuju kegiatan Modul Nusantara diwajibkan dalam pelaksanaan Program PMM. Selain itu, sebagian besar mahasiswa mengaku puas selama menjalani PMM terutama merasa sangat puas saat menjalani kegiatan Modul Nusantara.
Arfandi Darwis, Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo peserta Program PMM di Universitas AMIKOM Yogyakarta, mengungkapkan bahwa kegiatan Modul Nusantara yang diikuti meninggalkan banyak momen yang berkesan.
“Kita bisa belajar sambil jalan-jalan, mengenal budaya dan kuliner yang ada di daerah yang kita tempati, sangat menambah wawasan dan pengetahuan kita,” terangnya.
Melalui program ini, ia berkesempatan untuk berkunjung ke kota yang telah lama ingin ia kunjungi, dan mengikuti pembelajaran di kampus yang memang menjadi tujuan studinya untuk jenjang S2.
Meski ia banyak menemukan perbedaan dalam suasana belajar serta pergaulan selama berada di Yogyakarta, perbedaan ini menurutnya menghadirkan pengalaman yang unik dan bermakna.
“Dari dulu saya sangat ingin menginjakkan kaki di Yogyakarta, dan merasakan bagaimana suasana belajar di kota yang dijuluki sebagai kota pelajar. Poin plus lainnya adalah saya juga bisa banyak mengenal teman-teman dari berbagai daerah,” kata Arfandi.
Kemendikbudristek saat ini tengah bersiap untuk kembali menyelenggarakan Program PMM untuk angkatan ketiga. Pendaftaran PMM Angkatan 3 ditutup tanggal 2 Mei 2023, dan selanjutnya peserta yang menyelesaikan proses pendaftaran akan mengikuti serangkaian proses seleksi sebelum resmi dinyatakan sebagai peserta program.