25 C
Medan
Kamis, September 19, 2024

Nadiem Makarim Yakinkan UNESCO Agar Indonesia Jadi Dewan Eksekutif

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Paris (buseronline.com) – Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim hari ini berbicara di hadapan pejabat tinggi dan para duta besar Negara Anggota UNESCO untuk mengampanyekan kandidasi Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027.

Kandidasi ini menandai tonggak penting dalam perjalanan Indonesia, baik sebagai negara maupun sebagai anggota komunitas internasional.

“Lima tahun setelah kemerdekaan Indonesia, kami menjadi Negara Anggota UNESCO. Sejak itu, Indonesia selalu berkomitmen untuk memperkuat prinsip persatuan melalui organisasi dunia ini dengan cita-cita utama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia,” ujar Menteri Nadiem dalam pidatonya.

Indonesia menjadi anggota UNESCO sejak 27 Mei 1950 dengan delapan kali keanggotaan sebagai Dewan Eksekutif. Yang terakhir adalah periode 2017-2021.

Dihadapan publik dunia tersebut, Nadiem menyampaikan bagaimana 24 episode Merdeka Belajar (dan Merdeka Berbudaya) menjadi kebijakan nasional yang strategis dan sejalan dengan tujuan dunia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations/UN).

“Komitmen Indonesia untuk mencapai SDGs sejalan dengan nilai gotong royong dalam mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya,” kata Nadiem.

Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat keterlibatannya dengan UNESCO melalui prioritas kerja sama internasional di sektor pendidikan, kebudayaan, dan sains.

“Saya berharap, nanti jika Indonesia menjadi Dewan Eksekutif UNESCO, kita bisa menyuarakan agenda Indonesia secara strategis dan memperkuat posisi Indonesia di kancah Internasional,” tuturnya.

Selepas pidato, sejumlah delegasi negara sahabat menghampiri Mendikbudristek dan menyatakan dukungannya agar Indonesia menjadi salah satu negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO pada pemilihan berikutnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru