Padang (buseronline.com) – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2023, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengenang sosok Pahlawan Muhammad Yamin.
Diketahui, semasa hidupnya, Muhammad Yamin merupakan sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus “pencipta imaji keindonesiaan” yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Rieke dalam kegiatan diskusi ilmiah bertajuk “Arsip Muhammad Yamin Bukti Autentik Kebijakan Pembangunan Konstitusional Republik Indonesia” yang diselenggarakan Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand).
“Saya bangga dan terharu merayakan Hari Kebangkitan Nasional 2023 di salah satu pusat peradaban, dan tempat banyaknya lahir sumber daya manusia Indonesia (Sumatera Barat),” kata Rieke Diah Pitaloka di Padang, dalam keterangan tertulis yang dilansir dari Parlementaria.
Tidak sekadar memperingati Harkitnas, anggota Komisi VI DPR RI itu juga mendatangi langsung makam Muhammad Yamin di Desa Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Saat berziarah ke makam sejarawan, budayawan, politisi, sastrawan sekaligus pelopor Sumpah Pemuda tersebut, Rieke meminta izin akan menyampaikan beberapa hal penting terkait dengan memori kolektif perjalanan bangsa Indonesia tentang Muhammad Yamin yang terhapus.
“Muhammad Yamin adalah seorang ahli hukum, pemikir, dan seniman serta penyair dari Tanah Minang sekaligus terlibat dalam penyusunan naskah Sumpah Pemuda,” kata Duta Arsip Indonesia itu.
Bagi Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu, sosok Muhammad Yamin adalah salah satu aktor intelektual penting dalam merumuskan rencana pembangunan nasional pertama yang merupakan turunan dari konstitusi.
Sementara itu, Rektor Unand Prof Yuliandri menyebutkan berbagai arsip terkait dengan konstitusi maupun arsip Muhammad Yamin yang diterima dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) akan dijadikan sebagai referensi bagi banyak pihak, terutama di dunia pendidikan.
“Saya sudah minta ke teman-teman PUSaKO Unand agar tidak hanya mengkaji konstitusi dalam aktualnya saja, tetapi juga menjadi referensi bagi banyak orang,” kata Prof Yuliandri.