30 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kapolri dan Ketum PP Muhammadiyah Hadiri Pengukuhan Guru Besar Irjen Pol Prof Dadang Hartanto di UMSU

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi kompak menghadiri acara prosesi pengukuhan guru besar Irjen Pol Prof Dr Dadang Hartanto SH SIK MSi di UMSU.

Selain itu hadir anggota Kompolnas Irjen Pol (Purn) Dr Benny Josua Mamoto SH MSi dan tokoh nasional lainnya. Irjen Pol Prof Dadang Hartanto dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU.

Pada prosesi pengukuhan dalam sidang senat terbuka, Rektor UMSU Prof Dr Agussani MAP menyematkan tanda profesor kepada Irjen Pol Dadang Hartanto sebagai profesor ke-8 di UMSU dan profesor ke-241 di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.

Usai  penyematan tanda profesor, Kapolri Jenderal Pol Sigit Prabowo bersama Ketum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak yang turut hadir menyalami dan memberikan ucapan selamat kepada Irjen Pol Prof Dr Dadang Hartanto.

Pada kesempatan itu, Kapolri menyampaikan rasa bangganya atas raihan jabatan akademik tertinggi yang diraih Irjen Pol Profesor Dr Dadang Hartanto di UMSU. Pati  Polri yang meraih guru besar sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia di tubuh Polri agar Polri bekerja lebih profesional dalam tugas pelayanan publik.

“Saya mengapresiasi dan mendukung penuh sebagai dosen dan dikukuhkan sebagai guru besar Irjen Pol Dadang Hartanto di UMSU untuk pelayanan publik Polri dan berkontribusi bagi masyarakat,” katanya.

Sementara, Prof Haedar Nashir menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Kapolri di UMSU dan memberi dukungan penuh kepada Dadang Hartanto meraih guru besarnya yang dibuktikan hadir pada prosesi pengukuhan.

Pada kesempatan itu, Prof Haedar menyampaikan apresiasinya kepada Dadang Hartanto yang memiliki etos akademis di luar dari tugasnya sebagai abdi negara di Kepolisian.

Semangat pembelajar sampai meraih pangkat akademik tertinggi di usia muda berhasil diraih. Prof Haedar di depan Kapolri menyatakan rasa salut kepada Dadang Hartanto yang meraih guru besar di UMSU tidak berlangsung instan melainkan melalui proses panjang dan penuh perjuangan.

“Saya tahu itu, jejak beliau meraih kepangkatan guru besar  penuh perjuangan dan tidak instan, pak Kapolri,” katanya.

Haedar mengingatkan agar guru besar tidak sekadar menjadi dosen melainkan menjadi kaum intelensia dan menjalankan empat peran yang salah satunya adalah menjalankan peran moral.

Bagaimana dunia akademik seluruh di Perguruan Tinggi menjadi kekuatan karakter moralitas kampus dan elit bangsa di negeri ini. Kekuatan moral melekat dengan jati diri bangsa sesuai nilai Pancasila, Tridharma Perguruan Tinggi dan kebudayan luhur bangsa.

Menurutnya, potensi nilai luhur harus terus didorong dan diupayakan ekosistemnya. Peran akademisi dan kampus terus melakukan transfer nilai-nilai itu agar menjadi nilai-nilai publik.

Menurutnya lagi, menjalankan peran sebagai akademisi menjadi kerja strategis dan itu tidak mudah perlu topangan yang kuat termasuk UMSU dan para guru besarnya.

Kehadiran Dadang Hartanto menjadi dosen dan guru besar di UMSU diharapkan menumbuhkan dan meningkatkan akselerasi untuk memajukan Indonesia sebagai negeri kita bersama.

Dalam orasi ilmiahnya, Dadang Hartanto menyampaikan saat ini kita dihadapkan dengan lingkungan dengan karakteristik VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang dinamikanya sangat tinggi akibat terpaan media sosial.

Dinamika sosial yang  bergejolak itu, menjadi tantangan oleh setiap organisasi, baik swasta maupun pemerintah. Aspek VUCA dalam dinamika, katanya, perlu disadari menjadi aspek  yang harus diperhitungkan agar organisasi dalam administrasi publik tetap berkembang dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Dadang menegaskan lingkungan VUCA memerlukan organisasi pintar yang menghasilkan tata kelola pemerintah yang pintar pula agar tata kelola pemerintah yang baik dan diterima oleh publik.

Oleh karena itu,pada kesimpulan orasinya bahwa dinamika itu memerlukan organisasi pembelajaran di mana model organisasi pembelajaran Peter Senge menjadi pilhan dalam orasi ilmiah.

Sedangkan, Prof Agussani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo atas izin yang telah diberikan kepada Dadang Hartanto mengabdi sebagai dosen selain aktif sebagai Pati di Mabes Polri.

Agussani mengatakan paparan dalam orasi ilmiah Irjen Pol Dadang Hartanto cukup bernas. “Kami mengucapkan terima kasih. Pengukuhan guru besar ini menjadi istimewa dan bersejarah dan menjadi sebuah kebanggaan yang dihadiri tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang,” katanya.

Dadang Hartanto merupakan dosen tetap  NIDK pertama di UMSU yang mencapai gelar akademik tertinggi terhitung pada 8 Februari  2023. Dadang Hartanto meniti pendidikan kepolisian di Akpol tahun 1994, PTIK tahun 2002 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Polri tahun 2008 dan Sekolah Pimpinan Tinggi tahun 2017.

Dadang Hartanto terakhir bertugas sebagai Wakapolda Sumut tahun 2020 dan saat ini bertugas sebagai Widia Iswara Utama tahun 2022.

Turut hadir juga pada acara pengukuhan Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani, Kepala LLDikti Sumut Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA PhD, Pimpinan Ponpes Alkautsar Medan Syech Ali Marbun, Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik, pimpinan Ormas Islam, Organisasi Mahasiswa Cipayung, pimpinan perguruan tinggi serta para jurnalis.

Berita Lainnya

Berita Terbaru