Bogor (buseronline.com) – Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional pada tahun 2023 dengan menjadi Ketua ASEAN. Dalam Keketuaan ASEAN, Indonesia menginisasi penyusunan Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN. Peta jalan (roadmap) tersebut akan dipresentasikan sebagai salah satu dokumen utama pada penyelenggaraan 35th Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (35th SOCA Meeting) dan 30th ASEAN Socio-Cultural Community Council (30th ASCC Meeting) pada Agustus 2023. Selanjutnya, peta jalan ini akan diserahkan kepada para Pemimpin ASEAN saat KTT ASEAN ke-43 pada September 2023 untuk dinotasi.
Inisiatif Indonesia untuk menyusun Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN merupakan salah satu implementasi dari Deklarasi Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN yang dikembangkan dan diadopsi oleh KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 pada tahun 2022. Deklarasi tersebut menyepakati 36 aksi utama, antara lain mengembangkan dan mempromosikan akses ke sumber belajar digital berkualitas; memastikan para pengambil keputusan pendidikan, pemangku kepentingan, dan administrator sekolah memiliki kesempatan untuk memperoleh pemahaman dan berpartisipasi dalam transformasi digital pendidikan; serta mempertimbangkan dan merencanakan kebutuhan pendanaan jangka panjang untuk transformasi digital pendidikan.
Dalam rangka Keketuaan Indonesia ASEAN 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berinisiatif mengoordinasikan pengembangan Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN agar menjadi upaya bersama negara-negara anggota ASEAN dalam memajukan pendidikan. Salah satu upaya koordinasi yang dilakukan Kemendikbudristek adalah menggelar pertemuan perdana dari pengembangan peta jalan tersebut melalui Forum Konsultasi Regional atau Consultation Meeting yang berlangsung secara daring.
Sebelumnya, Kemendikbudristek telah mengirimkan draf Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN kepada negara-negara anggota ASEAN. Pada Forum Konsultasi Regional, Kemendikbudristek mendengarkan tanggapan dan masukan dari delegasi negara-negara anggota ASEAN terhadap draf tersebut. Forum Konsultasi Regional dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt). Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani, didampingi oleh Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto.
Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, menuturkan bahwa Indonesia ingin memberikan kontribusi yang signifikan bagi ASEAN selama Keketuaan 2023. Kepemimpinan Indonesia dalam mengembangkan Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN dapat menjadi salah satu kontribusi itu. Menurutnya, setelah pandemi Covid-19, negara anggota ASEAN telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan penggunaan teknologi digital dalam pendidikan.
“Apa pun jalan yang kita ambil, kita telah memulai perjalanan menggabungkan transformasi digital ke dalam sistem pendidikan kita. Untuk menghindari kemungkinan tersesat dalam perjalanan dan untuk memastikan bahwa kita menuju ke arah yang benar, kita membutuhkan kompas. Peta jalan yang akan kita kembangkan bersama bertujuan untuk memenuhi tujuan tersebut,” tuturnya. Ia yakin dengan kolaborasi antarnegara anggota ASEAN, akan dapat menghasilkan dokumen yang menjadi panduan untuk meningkatkan transformasi digital secara bertahap dan efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan peserta didik akan layanan pendidikan yang berkualitas.
Plt. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani, mengapresiasi partisipasi aktif dan masukan dari negara-negara anggota ASEAN. “Kita dapat membentuk peta jalan yang kuat yang menjadi panduan dalam mendorong transformasi digital yang dibutuhkan oleh sistem pendidikan kita. Masukan yang diterima selama pertemuan ini akan sangat penting dalam menyempurnakan peta jalan dan memastikan relevansinya dengan kebutuhan komunitas ASEAN,” katanya saat memimpin Forum Konsultasi Regional.
Seluruh negara anggota ASEAN hadir dalam Forum Konsultasi Regional dan setiap perwakilan negara memberikan masukannya langsung terhadap draf peta jalan. Irsyad mengatakan, masukan juga dapat disampaikan kepada Kemendikbudristek secara tertulis setelah forum berakhir dengan batas waktu hingga 7 Juli 2023. “Ini akan memungkinkan kami untuk menggabungkan masukan-masukan Anda dengan benar dan akan memberikan kami cukup waktu untuk merevisi peta jalan dan membagikan dokumennya kepada Anda semua sebelum forum konsultasi regional berikutnya,” ujarnya.
Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai media koordinasi bagi negara anggota ASEAN dalam mengupayakan implementasi Deklarasi Transformasi Digital Sistem Pendidikan di kawasan ASEAN. Peta jalan menguraikan bidang utama yang akan menjadi area fokus, tonggak pencapaian (milestone), dan indikator.
Dalam draf peta jalan tersebut, ada tujuh komponen utama yang akan menjadi area fokus untuk dilakukan bersama oleh negara-negara anggota ASEAN, yaitu: (1) Meningkatkan keterampilan guru, (2) Menyelaraskan kurikulum dan pengajaran dengan transformasi digital, (3) Memastikan sumber belajar digital yang berkualitas dan dapat diakses, (4) Memanfaatkan asesmen digital, (5) Optimalisasi pengelolaan informasi, (6) Mengembangkan infrastruktur yang mendukung transformasi digital, dan (7) Memperkuat kemitraan dan kerja sama.
Peta Jalan Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN akan selaras dengan Rencana Kerja Pendidikan ASEAN 2021-2025, antara lain untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi kepemimpinan guru, baik laki-laki maupun perempuan; fasilitasi kompetensi yang berkaitan dengan pengajaran keterampilan abad ke-21 dan pembelajaran jarak jauh; serta fasilitasi transformasi manusia dan kelembagaan melalui peningkatan kapasitas guru dalam sistem pengajaran dan pembelajaran digital dan daring. Peta Jalan juga diharapkan meningkatkan daya saing negara anggota ASEAN dalam mendukung pencapaian SDGs 2030 Goals 4 “Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua”.
Peta jalan ini bertujuan menegaskan kembali visi untuk membangun komunitas ASEAN yang tangguh sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN 2025, antara lain dengan mengadopsi kebijakan berbasis teknologi. Peta jalan juga bertujuan memajukan proses untuk pulih dari kehilangan pembelajaran, termasuk dengan memprioritaskan teknologi, seperti yang disoroti dalam Pedoman ASEAN tentang Pembukaan Kembali Sekolah yang Aman, Pemulihan Pembelajaran, dan Ketahanan.