Batam (buseronline.com) – Kemendikbudristek RI melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi sukses menghelat Konferensi Internasional Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Technical and Vocational Education and Training/TVET) yang mengusung tema ‘Collaborative Framework on TVET Reformation in Encouraging Innovation through Collaboration Between TVET and Business Entity/Industry’, di Batam, pada 3-5 Juli 2023.
Konferensi tersebut mempertemukan para pendidik, pakar industri, dan pembuat kebijakan dari 10 negara di Kawasan The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan 1 perwakilan negara untuk mengeksplorasi kekuatan transformatif dari penguatan citra di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, sekaligus mendorong kolaborasi dan inovasi antara satuan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
“Kolaborasi antara TVET dan industri bisnis harus saling menguntungkan dan berkelanjutan,” tutur Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam sambutannya di hadapan sekitar 100 peserta konferensi.
Dirjen Kiki mengatakan hal tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, Kemendikbudristek telah menerapkan kebijakan Merdeka Belajar.
“Di dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek menggulirkan program dana padanan (matching fund) dan peraturan tentang pengurangan pajak super untuk mendorong DUDI leluasa berkolaborasi dengan satuan pendidikan vokasi,” urainya.
“Lewat konferensi ini, kiranya terbentuk sebuah rekomendasi bersama antarnegara ASEAN mengenai pengakuan dan kesetaraan atas kompetensi lulusan pendidikan vokasi, mengingat tidak dapat dipungkiri zaman globalisasi semakin berkembang yang memicu mobilisasi orang antar negara tanpa batas. Dengan demikian, ASEAN akan semakin maju,” tegas Dirjen Kiki.
Selanjutnya, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa tantangan yang besar justru dapat menjadi peluang untuk mewujudkan pendidikan vokasi yang lebih berkualitas.
“Terdapat 3 (tiga) aspek untuk memastikan bahwa pendidikan vokasi responsif terhadap tuntutan industri, yaitu kurikulum, pembelajaran, dan sumber daya manusia. Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN siap untuk meningkatkan kolaborasi dengan industri khususnya dalam bidang pendidikan vokasi,” imbuh Suharti.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Tengku Said Arif Fadillah, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Kota Batam sebagai tempat penyelenggaraan konferensi. “Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu pintu masuk negara ASEAN yang juga memiliki kawasan industri terbanyak di Indonesia,” jelas Arif.
“Selain itu, kualitas pendidikan juga semakin membaik di Provinsi Kepri. Indeks Pendidikan tahun 2021 Provinsi Kepri menempati urutan ke-4 dari 34 provinsi se-Indonesia. Rata-rata lama sekolah di Provinsi Kepri tahun 2022 yaitu 10,37 yang semula dari tahun 2021 adalah 10,18, terdapat peningkatan 0,19 poin,” terangnya.
Selanjutnya, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Uuf Brajawidagda, mengatakan jelang pelaksanaan konferensi terdapat 7 negara yang berpartisipasi, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan 1 negara perwakilan yakni Timor Leste.
“Di dalam pelaksanaan konferensi, kami mendorong peserta untuk saling belajar dan saling berbagi praktik baik pendidikan dunia vokasi di negara masing-masing, untuk selanjutnya memperkaya hasil rekomendasi konferensi,” ucapnya.
Acara pembukaan konferensi ditandai dengan pemukulan alat musik khas Provinsi Kepri, Kompang yang dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Pimpinan Delegasi Brunei Darussalam, Wei Keh Chin, Pimpinan Delegasi Kamboja, Janine Seng, Pimpinan Delegasi Indonesia, Saryadi, Pimpinan Delegasi Laos, Thongsa Inthavong, Pimpinan Delegasi Malaysia, Asnizah Binti Sahekhaini, Pimpinan Delegasi Singapura, Pratima Majal, Pimpinan Delegasi Vietnam, Nguyen Nhan Tuan, dan perwakilan ASEAN Sekretariat, Amalia Serrano.
Di sela konferensi, peserta juga dapat menyaksikan hasil karya satuan pendidikan vokasi di Batam lewat stan pameran dari SMKN 1 Batam, SMKN 2 Batam, SMKN 6 Batam, SMKS Muhammadiyah Batam, dan SMKS Kartini Batam. SMKN 1 Batam menampilkan mesin pneumatik, yaitu mesin yang menggunakan tekanan udara yang dinaikkan oleh kompresor udara sehingga mampu menggerakkan alat-alat industri. SMKN 2 Batam menampilkan produksi pangan berkelanjutan. SMKN 6 Batam menampilkan mesin komputer kontrol numerik yang digunakan dalam proses manufaktur yang biasanya menggunakan kontrol terkomputerisasi dan peralatan mesin.
Sementara itu, SMKS Muhammadiyah Batam menampilkan mesin simulator stamping dan SMKS Kartini Batam yang menampilkan produk-produk desain komunikasi visual. Selain pameran dari satuan pendidikan, ada juga pameran dari perwakilan industri, yaitu Lab Tech yang menampilkan desain dan produksi sistem pelatihan teknologi.