27 C
Medan
Selasa, September 17, 2024

Sampah Diolah Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Tinggi di Sibolga

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Sibolga (buseronline.com) – Rumah BUMN Sibolga gencar melakukan pendampingan kepada para mitra binaan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Kolaborasi Rumah BUMN Sibolga bersama pegiat lingkungan dan pengrajin dari Bank Sampah Yamantab (BSY) mengolah bahan baku sampah sachet menjadi beragam produk kerajinan tangan.

Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumut Yasmir Lukman kepada wartawan mengatakan ide mengolah sampah menjadi sebuah produk kerajinan tangan bernilai tinggi ini berawal dari banyaknya sampah sachet yang diterima dari masyarakat.

Selanjutnya, komunitas BSY berhasil menciptakan berbagai produk kerajinan tangan berbahan baku sampah sachet seperti keranjang belanja, tempat tisu, wadah botol air minum dan tas tangan.

General Manager PLN UID Sumut Awaluddin Hafid menyambut baik upaya yang dilakukan oleh komunitas BSY ini sebagai salah satu cara mengubah limbah sampah menjadi sebuah barang yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

“Sampah plastik masih menjadi permasalahan utama saat ini. Karena sampah plastik membutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat terurai menjadi tanah. Untuk itu, kami mengapresiasi komunitas BSY ini telah menginisiasi ide tersebut untuk diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis,” ungkapnya.

Ia mengatakan rumah BUMN Sibolga secara rutin melakukan pendampingan dan memfasilitasi para mitra binaan agar produk yang mereka hasilkan dapat diminati dan memiliki nilai ekonomis yang dapat menjangkau semua kalangan untuk membeli produk mereka.

Salah satu komunitas BSY, Dian Iradhani Pribadi menuturkan pihaknya sangat terbantu dengan adanya rumah BUMN Sibolga.

Rumah BUMN Sibolga membantu komunitas BSY dalam mendesain logo, packaging hingga menyediakan penjualan online melalui marketplace di aplikasi PLN Mobile. Diceritakannya, mereka dapat menyelesaikan 5-6 kerajinan dalam sehari.

Untuk membuat satu tempat tissue mereka membutuhkan 128 sachet, sedangkan wadah botol air minum kecil membutuhkan 150 sachet dan keranjang belanja besar membutuhkan 500 sachet.

Dalam proses produksinya, komunitas BSY melibatkan berbagai kalangan masyarakat di kota Sibolga.

Tercatat sebanyak 15 orang dipekerjakan komunitas ini untuk menghasilkan produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Hasil kerajinan tangan ini juga telah merambah pasar di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sebanyak 180 buah hasil kerajinan tangan tersebut telah laris terjual di masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan adanya rumah BUMN Sibolga. Dalam hal penjualan produk pelaku usaha UMKM tentu tidak mudah. Untuk itu, lewat rumah BUMN Sibolga kami dapat memasarkan produk tersebut secara online sehingga harapannya produk tersebut dapat dibeli oleh masyarakat tidak hanya di Kota Sibolga, melainkan bisa bersaing di pasar domestik mau pasar internasional,” ujarnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru