Jakarta (buseronline.com) – Kemendikbudristek RI melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bekerja sama dengan Majalah Sastra Horison menghelat Malam Sastra 2023, di Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta, secara hibrida untuk memperingati Hari Sastra ke-10 setiap tanggal 3 Juli, sekaligus mengapresiasi para pegiat dan karya sastra.
Malam Sastra 2023 dibuka dengan tampilan musikalisasi puisi medley oleh siswa SMA Negeri 7 Manado yang menjadi perwakilan peserta Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional dari Provinsi Sulawesi Utara lewat lantunan puisi berjudul ‘Aku dan Debu’ karya M Taslim Ali dan ‘Kota dan Kau’ karya Frischa Aswarini dengan aransemen yang apik dari pelatih Achi Breyvi Talanggai.
“Kami merasa senang dan bangga dapat tampil di Malam Sastra,” tutur Sheryl Songkaton, siswa kelas XII MIPA 3, yang menjadi vokalis, dari kelompok yang beranggotakan Arvin Z Tehubyuluw (Gitar), Taqwa Winata (Kajon dan Gitar), Puteri Lengkong (Vokalis), dan Griffin Pijoh (Kajon dan Gitar).
Pada kesempatan ini, Sekretaris Jenderal Suharti mengatakan sastra adalah jembatan untuk mempertahankan keutuhan masyarakat Indonesia. “Melalui sastra pendapat dapat disuarakan, dan yang pasti sastra telah memberikan sumbangan gagasan pada pembangunan,” urainya.
Suharti menambahkan satu prinsip yang dipegang teguh oleh Kemendikbudristek dalam bekerja, yaitu kolaborasi atau gotong royong. Kemendikbudristek menyadari bahwa tidak akan mungkin bisa melakukan semuanya tanpa dukungan semua pihak.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek berkomitmen memelihara dan mengembangkan wadah sastra Indonesia, salah satunya dengan menjadikan Badan Bahasa yang bermartabat dan bermanfaat, serta memberikan bantuan untuk komunitas-komunitas sastra. “Kita harus bergerak bersama untuk sastra,” pesan Suharti.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, E Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi kepada pengisi acara Malam Sastra 2023. “Menjadi kebanggaan tersendiri, pengisi acara malam ini merupakan kombinasi maestro sastra serta calon sastrawan di masa mendatang seperti kelompok musikalisasi puisi SMAN 7 Manado yang merupakan bibit sastra dari daerah,” urai Aminudin.
“Selain itu, ada pembeda di pelaksanaan Malam Sastra 2023. Badan Bahasa menghadirkan sebuah inisiatif baru, yakni pemberian Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Sastra. Inisiatif ini sebagai bentuk komitmen dan perhatian Badan Bahasa kepada komunitas sastra di Indonesia,” terangnya.
Aminudin juga menambahkan dari 1.018 aplikasi pelamar bantuan pemerintah yang diseleksi, telah ditetapkan 53 penerima manfaat. “53 orang tersebut dari 3 (tiga) kategori, yaitu Kategori Fasilitasi Kesastraan, Penghargaan untuk Komunitas Sastra, dan Penghargaan untuk Perorangan,” jelas Aminudin.
Tak ketinggalan, pada kesempatan ini Kepala Badan Bahasa juga unjuk kebolehan dengan membacakan puisi berjudul ‘Walau’ karya Sutardji Calzoum Bachri.
Berikut adalah daftar penerima bantuan pemerintah bidang kebahasaan dan kesastraan untuk kategori Fasilitasi Kesastraaan, yaitu Akademi Bangku Panjang Mingguraya, Forum Lingkar Pena, Jawa Barat, Forum Penulis Bacaan Anak, Kampung Seni Tegal, Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung, Klub Baca Petra, Komunitas Dongeng Dakocan.
Komunitas Gemulun Indonesia, Komunitas Jangkah Nusantara, Komunitas Masyarakat Lumpur, Komunitas Ngejah, Komunitas Seni Lobo, Lampung Literature, Padepokan Kirik Nguyuh, Pelangi Sastra Malang, Perkumpulan Seni Nusantara Baca, Plak Plik Ngataku, Pustaka Kabanti, Ruang Rupa Metamorfosa, Rumah Baca dan Kreativitas Tanah Ombak.
Rumah Kreatif Sahabat Nusantara, Rumah Kreatif Suku Seni Kampar, Teater Satu Lampung, Yayasan Babasal Mombasa, Yayasan Bintang Sekorong Muda, Yayasan Cita Cerita Anak, Yayasan Forum Komunitas Kreatif Sibolga-Tapanuli Tengah; serta Yayasan Ruang Baca Komunitas.
Untuk penerima bantuan pemerintah bidang kebahasaan dan kesastraan kategori bantuan penghargaan komunitas, yaitu Komunitas Sastra Dusun Flobamora, Pamarsudi Sastra Jawi, Yayasan Triwida, Yayasan Pakem Maddhu, serta Sanggar Seni dan Budaya Pesaja.
Sementara itu, untuk penerima bantuan pemerintah bidang kebahasaan dan kesastraan kategori perhargaan bagi perseorangan, yaitu Fatih Muftih, Latief Setia Nugraha, Eddy Mulyadi, Supali Kasim, Sri Setyowati, Deni Rachman, Faris Al Faisal, Ahmad Fauzan, Heri Condro Santoso, serta I Putu Wahyu Wirayuda.
Wicahyanti Rejeki, Angela Corine, Abdul Aziz, Destriyadi, Ihsan Subhan, Darwin Susianto, S Ahmad Assagaf, Ndaru Murdopo, Fitri Susilowati, serta Askolani.
Selain penampilan musikalisasi puisi dari siswa SMAN 7 Manado, penonton yang hadir dari unsur pegiat sastra, dan masyarakat umum ini, juga dihibur juga oleh penampilan pembacaan puisi oleh Taufiq Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, dan Peri Sandi Huizche.
Selain itu, ada pembacaan cerpen oleh Putu Wijaya serta musikalisasi oleh Rinidiyanti Ayahbi. Kemudian, penonton juga disuguhkan dengan hiburan grup musik dari Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek yang berkolaborasi dengan Fryda.
Terakhir, diumumkan pula pemenang hasil lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail dalam rangka 88 tahun Taufiq Ismail yang diselenggarakan Majalah Sastra Horison. Dari 119 naskah kritik yang diterima Panitia, dilakukan seleksi sesuai ketentuan.
Hasilnya, 91 naskah memenuhi ketentuan lomba dan 28 naskah tidak memenuhi syarat, seperti jumlah kata kurang dari ketentuan atau naskahnya tidak sesuai dengan kriteria lomba. Peserta lomba berasal dari seluruh provinsi dan dari luar negeri, seperti Australia, Malaysia, Rusia, Prancis.
Berikut nama 20 pemenang hadiah harapan lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail, yaitu Abdul Aziz Rasjid, Ahmadun Yosi Herfanda, Aji Saiful Ramadhan, Anindita S Thayf, Candrika Adhiyasa, Idan Sahid, Iis Wiati Kartadinat, Imam Qalyubi, Ismet Fanany, Katarina Mellyna.
Khanafi, Linda Ulfianah, Maulana Abdul Azis, Mezra E Pellondou, Narudin Pituin, S Prasetyo Utomo, Saefudin Muhammad, Suratman, Wahyu Kris, serta Yusri Fajar.
Sementara itu, tiga pemenang utama lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail adalah sebagai berikut, juara I adalah naskah kritik berjudul “Sejarah Kemanusiaan dan Relevansi Biografi Intelektual: Tiga Puisi Taufiq Ismail tentang Ricarda Huch” karya Hamzah Muhammad; Juara II adalah naskah kritik berjudul “Bunyi dan Bumi: Telisik Puitika Profetik Taufiq Ismail melalui Puisi Ekologis dalam 3 Variasi” karya Asep Subhan; Juara III adalah naskah kritik berjudul “Trem di San Fransisco, Lokomotif di Musim Dingin: Taufiq Ismail Penyair Kosmopolit?” karya M. Nanda Fauzan.
Pada kesempatan terpisah, salah satu pengisi acara, Rinidiyanti Ayahbi yang membawakan aransemen puisi karya Taufiq Ismail berjudul ‘Siluet’ lewat solo gitar, menyampaikan bahwa acara Malam Sastra jadi wadah untuk meningkatkan kualitas sastra di Indonesia.
“Kegiatan seperti Malam Sastra, kiranya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, sebagai ajang untuk membangun semangat serta mendorong generasi muda untuk menyukai dan membaca karya sastra,” jelas Rini.
Senada dengan itu, salah satu penonton yang hadir, Imam Maarif, yang juga seorang penyair, mendukung terlaksananya acara Malam Sastra secara masif. “Dorongan secara masif akan terwujud, jika kegiatan Malam Sastra juga dilaksanakan oleh Kantor Balai Bahasa di seluruh Indonesia, sehingga bibit sastrawan di daerah dapat terbina dengan baik,” pungkas Imam.
Kemeriahan Malam Sastra 2023 semakin lengkap dengan suguhan kuliner khas Indonesia bagi pengunjung, yaitu Siomay Ikan Tenggiri, Bakwan Malang, Batagor Bandung, bajigur, dan Es Podeng.