Medan (buseronline.com) – Psikolog yang Direktur Minauli Consulting Irna Minauli MSi mengatakan masalah begal merupakan masalah yang sangat kompleks karena menyangkut masalah ekonomi, pendidikan, pengasuhan orang tua, lingkungan pertemanan yang salah serta masalah lemahnya keamanan.
Secara ekonomi, kesulitan keuangan membuat banyak orang menjadi kehilangan akal sehat sehingga cenderung mengambil jalan pintas.
Masalah pendidikan yang rendah membuat mereka mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Selain itu, lemahnya hubungan dalam keluarga karena ketiadaan peran ayah (fatherless) ditengarai turut menyumbang munculnya masalah kriminalitas.
Hal itu dikatakan Irna menjawab wartawan di Medan, terkait kejahatan begal yang sadis dan meresahkan sekarang ini.
“Adapun masalah lemahnya jaring keamanan di lapangan membuat kejahatan juga semakin meningkat karena membuka peluang para penjahat melakukan aksinya,” katanya.
Peran lingkungan seperti hubungan pertemanan yang tidak sehat, cenderung lebih memberanikan remaja melakukan kejahatan.
Hal ini disebabkan karena adanya tekanan kelompok agar seseorang dapat diterima sebagai bagian dari genk motor tersebut, mereka perlu membuktikan keberaniannya.
Semakin agresif maka sering mendapatkan reward sebagai “jagoan” sehingga mendapat posisi terhormat dalam kelompok tersebut.
Perilaku para begal yang agresif dan sampai menghilangkan nyawa korban serta kurangnya kemampuan aparat kepolisian melakukan pencegahan dan pemberantasan, menimbulkan reaksi geram dari berbagai pihak dan pejabat sehingga memunculkan wacana untuk “tembak mati” bagi para pembegal.
Untuk jangka pendek barangkali tembak mati cukup efektif menimbulkan efek jera. Akan tetapi untuk jangka panjang, akar masalahnya seperti masalah ekonomi harus menjadi prioritas utama pemerintah.
Pengangguran haruslah dihilangkan karena merekalah yang berpotensi melakukan berbagai tindak kejahatan.