26.7 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Hadapi Ancaman Perubahan Iklim, Presiden Ajak Semua Pihak Jaga Lingkungan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Ancaman perubahan iklim sudah nyata dirasakan oleh banyak negara di dunia, antara lain menyebabkan terjadinya krisis pangan.

Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi di sejumlah lahan baik di lahan hutan hingga mangrove. Untuk itu, Presiden RI Ir H Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama-sama menjaga lingkungan sekitar, antara lain dengan menggiatkan kembali reboisasi atau penanaman pohon.

Hadir pula dalam acara tersebut antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Komisi Yudisial Amzulian Rifai, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, sejumlah kepala daerah, sejumlah duta besar negara sahabat, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

“Saya titip kepada para penggiat lingkungan, kepada para ketua adat, kepada kelompok perhutanan sosial, para penyuluh agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, para penggiat lingkungan mulai, nanti kalau musim hujan datang, semua nanam pohon. Setuju,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya pada acara Festival LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi EBT) Road to COP28 UAE 2023 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa suhu bumi yang makin panas juga membuat es di kutub mencair sehingga permukaan air laut naik.

Sejumlah pulau kecil baik di Indonesia maupun di Pasifik telah merasakan langsung dampaknya. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak para nelayan dan penggiat lingkungan untuk menanam mangrove di pesisir pantai.

“Kita sudah beri contoh di Denpasar kita memiliki nursery, memiliki persemaian yang satu tahun bisa memproduksi kira-kira 6 juta bibit. Saya kira tidak hanya di Denpasar yang dulu kita tunjukkan ke para pemimpin negara-negara G20. Mereka kagum terhadap proses persemaian yang ada di situ. Itu baru mangrove,” jelas Presiden Jokowi.

“Kita memiliki juga di Mentawir. Jadi IKN itu sebelum dibangun, persemaiannya sudah dibangun dulu. Kapasitasnya 15 juta per tahun. Bapak, Ibu bisa lihat sekarang ke Mentawir di Kalimantan Timur. Yang di dekat sini ada di Rumpin di Bogor. Kapasitasnya 6 juta bibit per tahun. Ada bibit albasia (sengon), ada bibit eukaliptus, ada bibit duren, semua di situ ada,” sambungnya.

Selain itu, saat ini negara-negara di dunia juga tengah melakukan transisi menuju ekonomi hijau untuk menghadapi perubahan iklim.

Berbagai aktivitas hijau seperti daur ulang sampah, produksi industri hijau, pembangunan kendaraan listrik, hingga penggunaan bahan bakar hijau terus dikerjakan oleh banyak negara.

“Semuanya yang berbau green, yang berbau hijau semuanya sekarang ini mulai dikerjakan di semua negara. Industri baterai untuk kendaraan listrik dimulai dan kita juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik karena kita punya bahan bakunya di sini. Nikel kita punya, kobalt kita punya, mangan kita punya,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada perusahaan tambang untuk memiliki persemaian sehingga bisa langsung menanam pohon di area bekas tambangnya.

“Setiap habis nambang langsung ditanam supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan yang makin parah. Wajib karena sudah ada peraturan menterinya baru saja keluar,” ucap Presiden Jokowi.

Di penghujung sambutannya, Presiden Jokowi kembali mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup di Indonesia agar tetap hijau.

“Marilah kita jaga lingkungan hidup kita baik yang biotik maupun abiotik sehingga negara kita Indonesia ini tetap hijau, lingkungannya baik, udaranya bersih, dan kita bisa menikmati hidup di negara yang kita cintai ini,” tutup Presiden Jokowi. (R3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru