Yogyakarta (buseronline.com) – Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim menyambangi Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dalam rangka kunjungan kerja. Kunjungan ini dimaksudkan untuk bersilaturahmi dengan Butet Kertaredjasa sekaligus menerima aspirasi pelaku seni dan budaya Yogyakarta.
“Saya bertemu dengan pelaku seni dan budaya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja untuk menepati janji saya ke Mas Butet saat bertemu di anugerah peringatan Hari Pendidikan Nasional bulan Mei lalu,” kata Nadiem.
Beberapa topik didiskusikan, termasuk bagaimana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dapat memfasilitasi gagasan-gagasan untuk pemajuan kebudayaan.
“Salah satu yang dibahas adalah bagaimana menginspirasi generasi muda, bahwa seni dan budaya bisa berperan dalam pengembangan diri. Tidak hanya untuk menjadi pelaku seni semata, namun juga untuk menjadi manusia dengan berbagai kompetensi lainnya. Saya ingin kurikulum kita ke depan mampu menumbuhkan rasa cinta pada kreasi, seni dan budaya,” ujarnya.
Sejalan dengan pandangan Nadiem, Butet mengatakan Padepokan ini menggunakan kekuatan seni dalam proses pengembangannya. Seni tidak hanya menciptakan seniman. Seni itu jika terkoneksi dengan seseorang dapat berpengaruh positif terhadap caranya menjalani kehidupan.
Butet yang pernah menyaksikan penampilan Menteri Nadiem saat menjadi aktor utama dalam pertunjukkan teater menilai bahwa pengalaman Menteri Nadiem terlibat dalam seni teater adalah salah satu yang membuat pencapaiannya sebagai menteri. Menurutnya, seni teater mengajarkan manusia untuk menghargai proses dalam kehidupan dan menghayati lakonnya.
Topik lainnya yang dibahas adalah tentang bagaimana arsip berperan sangat penting sebagai modal untuk mengembangkan kebudayaan hari ini dan masa depan dan apa yang dapat dilakukan bersama, untuk mengelola arsip-arsip yang dimiliki maestro seni Indonesia.
“Karya seni akan hidup lebih lama dan menginspirasi generasi berikutnya jika didokumentasikan dengan baik. Kemendikbudristek selama tiga tahun terakhir tengah membenahi sistem pendataan kebudayaan melalui Data Pokok Kebudayaan agar lebih mudah diakses dan memberikan manfaat lebih luas,” jelas Menteri Nadiem.
“Dana Indonesiana sebagai Merdeka Belajar episode ke 18 pun memberikan anggaran untuk kategori Kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro,” lanjutnya.
Nadiem mendorong para pelaku seni dan budaya Yogyakarta untuk memanfaatkan Dana Indonesiana. Ada dua kunci utama yang mendukung stabilitas pemajuan kebudayaan melalui Dana Indonesiana Menurut Menteri Nadiem.
Pertama, Dana Indonesiana tidak akan digunakan untuk kebutuhan lain di samping bidang kebudayaan dan akan diinvestasikan selamanya. Dengan skema dana abadi, Dana Indonesiana hanya dapat meningkat, tidak akan pernah berkurang, dan mengurangi dampak fluktuatif dari anggaran negara untuk sektor kebudayaan.
Kedua, Dana Indonesiana dirancang khusus untuk sektor kebudayaan, sehingga hasil pengembangan Dana Indonesia bisa digunakan oleh para pelaku seni dan budaya dengan lebih fleksibel dan lintas tahun.
Nadiem pada kesempatan ini juga mengajak para pelaku seni dan budaya untuk memanfaatkan berbagai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat dan Matching Fund.
“Salah satu cara menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya, serta menghasilkan orang-orang kompeten di bidang tersebut adalah bagaimana menciptakan keterhubungan antara sektor seni dengan berbagai sektor kehidupan lain. Tujuannya agar hadir tata kelola seni yang lebih baik dan orang-orang yang memiliki kemampuan manajerial yang baik di bidang seni dan budaya,” tutup Menteri Nadiem pada diskusi yang hangat ini. (R)