25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Menjaga Keutuhan NKRI, Polres Sergai Gelar FGD Kontra Radikalisme

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Sergai (buseronline.com) – Polres Sergai menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka kontra radikal, di Aula Patriatama Polres Sergai Sei Rampah.

Dengan tema “Terorisme adalah musuh kita bersama”, FGD dihadiri Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Nurul Azizah, Kasubbag Renmin Humas Polda Sumut AKBP Gatot Hendro Hartono, Kabag Ops Polres Sergai Kompol LS Siregar, Kasat Intelkam AKP Siswoyo, Kasat Binmas AKP R Panjaitan, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sumut B Manullang, Kabid SMP Dinas Pendidikan Sergai Maryam, serta diikuti pengurus FKUB Sergai, para tokoh agama, Bhabinkamtibmas Polres Sergai dan Babinsa Kodim 0204/DS, serta pelajar.

Kapolres Sergai diwakili Wakapolres Kompol DC Aritonang saat membuka kegiatan meminta para peserta untuk menjaga keutuhan NKRI, dan tidak mudah terprovokasi dengan berita hoaks.

“Semoga, penjelasan dari narasumber nanti dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua,” katanya.

Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Nurul Azizah selaku ketua tim mengatakan teroris adalah musuh bersama.

Oleh karenanya, ia mengajak untuk mencegah faham radikalisme dan menjaga keutuhan NKRI .

“FGD Kontra Radikal ini merupakan program Kapolri, yang juga upaya preventif untuk mencegah faham radikalisme,” ujarnya.

Nasir Abbas, mantan anggota terorisme yang bertindak sebagai narasumber dalam FGD tersebut menyampaikan sebagai mantan anggota Jamaah Islamiyah.

Ia sangat bersyukur ditangkap dan disadarkan melalui program deradikalisasi untuk memahami ajaran agama Islam yang sebenarnya.

“Saya berasal dari Singapura dan mantan Pimpinan Jamaah Islamiyah yang sudah pernah berperang di Afganistan. Dan saya mempengaruhi orang untuk menjadi pelaku bom bunuh diri dan mengajak orang berjihad,” ujarnya.

Nasir Abbas menyebut dirinya adalah contoh yang salah, dan meminta para peserta untuk tidak mencontoh dirinya.

“Saya sangat menyesal melakukannya. Karena di umur 18 tahun, saya sudah meninggalkan keluarga pergi ke Afganistan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan jika kelompok terorisme seperti, JI, JAD, ISIS, NI, dan HTI, ingin menegakkan negara Islam sesuai dengan khilafah dengan jalan berjihad memerangi negara Indonesia.

“Untuk itu, kita harus memperkokoh Negara Indonesia dan NKRI harga mati,” tegasnya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru