Jakarta (buseronline.com) – Dalam rangka menyambut pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) untuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) untuk pertama kalinya di tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan webinar Sulingjar PAUD dengan tema ‘Sambut Survei Lingkungan Belajar PAUD dengan Berbinar’ yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube, PAUDPedia, Direktorat PAUD.
Webinar ini menghadirkan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo, Plt Direktur PAUD Komalasari, Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Asrijanty dan Seto Setiawan dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek dengan moderator Yulia Indirati yang berasal dari Yayasan Rangkul Keluarga Kita.
Adapun webinar ini bertujuan untuk memberikan penguatan tentang manfaat Sulingjar PAUD sebagai bagian dari evaluasi sistem pendidikan agar satuan PAUD secara sukarela turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Sulingjar PAUD. Selain itu, kegiatan ini memberikan gambaran mekanisme persiapan hingga pelaksanaan Sulingjar PAUD, serta memperkuat pelibatan pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan Sulingjar PAUD.
Anindito Aditomo selaku Kepala BSKAP dalam pembahasannya menjelaskan bahwa AN sudah hadir selama dua tahun sejak 2021 dan akan dilaksanakan untuk tahun ketiga yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan cara berpikir untuk mendorong perbaikan praktik pembelajaran di semua ruang sekolah di Indonesia.
Menurut Anindito, AN bukan hanya pemetaan dan pengambilan data, tapi diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi setiap sekolah yang mengikuti, serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk transformasi pendidikan, mulai dari pemerintahan daerah, pemerintahan pusat.
“AN dilaksanakan agar kita mengetahui layanan pendidikan, kualitas pembelajaran, iklim sekolah di setiap satuan pendidikan Indonesia. Ini merupakan medium bagi kita untuk menunjukkan apa yang perlu diperbaiki, apa yang perlu kita prioritaskan, dan bagaimana cara memperbaikinya,” terangnya.
Anindito juga menjelaskan bahwa Sulingjar merupakan bagian atau salah satu komponen dari AN. Ia menambahkan bahwa Sulingjar memotret berbagai aspek proses dan praktik pembelajaran, apa yang dilakukan kepala sekolah, apa yang dilakukan guru di kelas, dan iklim sekolah, termasuk memotret faktor-faktor risiko terkait perundungan hingga diskriminasi.
“Semua informasi tersebut akan bermanfaat ketika digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana perbaikan satuan pendidikan. Sekali lagi, ini merupakan upaya untuk memastikan bahwa anak-anak kita punya pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan di sekolah,” tegas Anindito.
Sementara itu, Asrijanty selaku Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek mengungkapkan, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mungkin sudah akrab dengan AN, namun untuk PAUD di tahun ini baru pertama kali diselenggarakan. Ia menjelaskan bahwa hasil AN didasarkan pada informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
“AN yang sudah dilakukan untuk kelas 5, 8, dan 11 (SD sampai SMA/sederajat). Ujung dari AN ini adalah penguatan karakter dan pengembangan kompetensi peserta didik kita. Ini merupakan cara kita memperoleh informasi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan ekosistem pendidikan,” terang Asrijanty.
Plt Direktur PAUD Komalasari dalam pemaparannya menjelaskan bahwa penting untuk melaksanakan Sulingjar di lingkungan PAUD karena akan menjadi bagian untuk membangun lingkungan belajar yang berkualitas. Ia menjelaskan, pendidikan berkualitas akan menguatkan potensi anak dalam tumbuh kembang optimal serta memiliki fondasi.
“Layanan PAUD perlu dijamin kualitasnya, sehingga anak mendapatkan manfaat baik dalam partisipasinya,” terang Komalasari.
Komala juga menjelaskan bahwa pelaksanaan Sulingjar juga sudah selaras dengan visi penghadiran PAUD berkualitas. Menurut Komala, terdapat beberapa instrumen dalam melihat PAUD berkualitas melalui lingkungan belajarnya. Pertama, mampu menyediakan layanan pembelajaran yang baik.
Kedua, mampu membangun kemitraan dengan orang tua sehingga terbentuk kesinambungan dukungan bagi anak di sekolah dan di rumah. Ketiga, mampu memfasilitasi kerjasama lintas pihak dalam rangka pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini, dan terakhir, memiliki kepemimpinan untuk mengelola sumber dayanya sehingga menghadirkan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan partisipatif.
“Masih terdapat miskonsepsi di tengah masyarakat kita mengenai layanan PAUD berkualitas. Di antaranya bahwa PAUD harus mempunyai sarana dan prasarana mewah dan hanya disediakan oleh satuan PAUD dengan sumber daya berlimpah. Ini tidak benar, yang menjadikan satuan PAUD berkualitas adalah komitmennya dalam menyediakan layanan berkualitas,” terang Komala.
Terkait dengan pelaksanaan Sulingjar PAUD, Seto Setiawan dari Pusdatin Kemdikbudristek menjelaskan bahwa Sulingjar akan diselenggarakan dari tanggal 25 September sampai 22 Oktober 2023. Ia menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan satuan pendidikan sudah harus melakukan pemutakhiran data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) agar seluruh PTK di satuan pendidikan dapat melakukan Sulingjar.
“Apabila seluruh PTK tidak berpartisipasi, maka data hasil Sulingjar yang diperoleh kurang optimal dalam menggambarkan kondisi nyata satuan pendidikan, dan tentunya akan berpengaruh pada penyusunan perencanaan dan penganggaran yang kurang efektif,” terang Seto.
Pemerintah daerah dan mitra-mitra Kemendikbudristek lainnya perlu terlibat untuk mensukseskan pelaksanaan Sulingjar dan memastikan bahwa hasilnya bermanfaat untuk mewujudkan ekosistem pembelajaran. Partisipasi kita semua dalam Sulingjar PAUD ini adalah wujud kontribusi nyata kita semua untuk pertama kalinya menyediakan data kualitas pembelajaran dan pengelolaan satuan PAUD di skala nasional. (R)