Seoul (buseronline.com) – Duta Besar Kedutaan Besar Republik Indonesia (Dubes KBRI) Seoul, Gandi Sulistiyanto menerima penghargaan prestisius dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pencapaian luar biasa dalam memberikan layanan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) luar negeri khususnya di Korea Selatan.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana dan dihadiri oleh sejumlah tamu undangan dari tim MURI dan pejabat serta staff KBRI Seoul dan tamu undangan lainnya.
Gandi Sulistiyanto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program BIPA Korea.
“Ini adalah pencapaian bersama yang menunjukkan betapa pentingnya Bahasa Indonesia sebagai jembatan budaya di antara bangsa-bangsa, dan saya sangat berterima kasih atas dedikasi dan kerja keras seluruh tim KBRI Seoul serta semua pemelajar BIPA Korea. Mari terus bersama-sama memperkuat hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan melalui Bahasa Indonesia,” ucap Dubes Sulis di Wisma Duta Besar KBRI Seoul.
Sementara itu, Jaya Suprana menyatakan bahwa penghargaan yang diberikan kepada Dubes Seoul bukan hanya tentang mencapai rekor terbanyak, tetapi juga tentang mendukung pertukaran budaya dan peningkatan pemahaman antarbangsa melalui Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
“Kami menghargai peran besar yang telah diberikan oleh Duta Besar Gandi Sulistiyanto dalam mencapai prestasi ini, dan kami berharap kerja sama ini akan terus berlanjut,” ujar pendiri MURI.
Penghargaan MURI diberikan sebagai pengakuan atas dedikasi dalam menyelenggarakan program BIPA Korea sehingga mencapai prestasi yang luar biasa di tahun 2023 dengan jumlah pemelajar BIPA daring terbanyak di dunia.
Program BIPA Korea, yang dibuka setiap tahun sebanyak dua kali atau dua gelombang, terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam minat para pemelajar BIPA Korea. Puncak dari pencapaian ini terjadi pada gelombang empat dan lima yaitu sebanyak 542 pemelajar di gelombang empat dan sebanyak 849 pemelajar gelombang lima, sehingga total jumlah pemelajar di tahun 2023 adalah sebanyak 1,391 pemelajar BIPA di KBRI Seoul.
Capaian ini tidak hanya menggambarkan minat yang tumbuh pesat terhadap Bahasa Indonesia di kalangan penutur asing di Korea, tetapi juga mencerminkan kerja keras dan komitmen penuh Duta Besar Sulistiyanto serta seluruh tim KBRI Seoul, Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), dan Asosiasi Pengajar dan Penggiat BIPA Korea Selatan.
Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), telah memberikan dukungan sejak awal dimulai tahun 2021 hingga memperoleh penghargaan MURI tahun 2023 ini. Hasil yang luar biasa ini diakui sebagai tonggak penting dalam mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia di Korea Selatan.
Dalam kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Gogot Suharwoto menerangkan bahwa Kelas BIPA dibuka setahun 2 kali atau 2 gelombang. Setiap tahun dan gelombang jumlah peminat selalu meningkat dari sejak dibuka gelombang satu tahun 2021.
Jumlah pemelajar BIPA tahun 2023 merupakan puncaknya yaitu gelombang 4 sebanyak 542 pemelajar dan gelombang 5 sebanyak 849 pemelajar dengan jumlah pemelajar total 1,391 orang. Pada gelombang empat dibagi menjadi 5 level, 1 sampai 5 dalam 14 kelas yang diampu oleh 11 pengajar.
Untuk gelombang lima melayani level 1 sampai level 6 yang dibagi dalam 31 kelas dan diampu oleh 13 pengajar yang semuanya adalah orang Indonesia yang tinggal di Korea, baik sebagai pengajar di sekolah-sekolah Korea, dosen di kampus Korea, dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Korea.
Pemberian penghargaan ini adalah pengakuan atas keberhasilan KBRI Seoul dalam menjalankan program BIPA Korea dan juga menjadi inspirasi bagi upaya lebih lanjut dalam mempromosikan Bahasa Indonesia di seluruh dunia. Berbagai terobosan telah dilakukan KBRI Seoul dalam mendukung pembelajran BIPA mulai dari pembuatan video pembelajaran, podcast BIPA, dan media ajar lainnya.
Penghargaan MURI untuk Dubes Sulis merupakan upaya untuk menguatkan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan BIPA Korea sampai saat ini. BIPA Korea tidak hanya mengacu pada modul BIPA dari Badan Bahasa Kemendikbudristek namun juga telah diintegrasikan dengan materi Seni Budaya Indonesia diantaranya adalah pemberian materi Batik, Gamelan dan Angklung yagn merupakan warisan budaya tak benda yang telah diakui oleh UNESCO. (R)