Jakarta (buseronline.com) – Kongres Bahasa Indonesia (KBI) kembali digelar bulan Oktober 2023. Mengusung tema “Literasi dalam Kebhinekaan untuk Kemajuan Bangsa”, KBI XII diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam meningkatkan literasi bahasa untuk kemajuan bersama.
“Kita ingin semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam penguatan literasi untuk kemajuan bangsa,” kata Ketua Pelaksana KBI XII, Dora Amalia dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB).
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang sangat beragam, menjadikan bahasa berperan penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Kongres ini, kata Dora, diadakan sebagai upaya konkret untuk merawat, mengembangkan, dan mempromosikan bahasa Indonesia sebagai modal penting dalam kemajuan bangsa Indonesia.
“KBI XII menjadi sarana krusial dalam memastikan perkembangan bahasa Indonesia yang berkontribusi positif pada kemajuan negara ini,” katanya.
Dalam webinar ini hadir pula tiga narasumber lain yakni Susi Budiwati, Kepala Sekolah SMPN 11 Cimahi sekaligus Sekretaris Umum Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI), Liliana Muliastuti, Ketua APPBIPA (Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing); dan Priyantono Oemar, Asisten Redaktur Pelaksana Republika.
Susi Budiwati, Kepala Sekolah SMPN 11 Cimahi sekaligus Sekretaris Umum Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI) menyoroti pentingnya pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Selain itu, ia juga membagikan inisiatif Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang telah berlangsung di berbagai tingkatan pendidikan sebagai upaya untuk mendorong literasi bahasa daerah.
“Mari kita sama-sama mewariskan budaya dan bahasa daerah agar kekayaan bangsa Indonesia dapat tertransformasikan dengan baik,” ajak Susi.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Priyantono Oemar, Asisten Redaktur Pelaksana Republika, menggaris bawahi pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam bahasa Indonesia dan mendorong praktik baik dalam literasi bahasa.
“Bahasa Indonesia dimunculkan oleh anak-anak muda di masa itu dan menjadi bahasa persatuan sekaligus bahasa perlawanan, maka kita harus berani untuk memperjuangkan perkembangan bahasa Indonesia,” ujarnya.
Selain kepada masyarakat Indonesia, penguatan literasi pun perlu dilakukan terhadap para penutur asing sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua APPBIPA (Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing), Liliana Muliastuti.
“Kami senantiasa melakukan beragam upaya dan strategi dalam penguatan literasi sekaligus menjalankan visi dan misi dalam mempromosikan budaya Indonesia,” ungkapnya.
APPBIPA, kata Lili, menyelenggarakan penyusunan silabus dan materi ajar yang memuat budaya dan muatan lokal dari setiap daerah di Indonesia. “Selain itu kami juga telah membuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sehingga kualitas standar penyelenggaraan dapat terjamin,” ungkapnya.
Tak lupa, Dora Amalia memaparkan berbagai program dan inisiatif KBI XII, termasuk pra-kongres, penggunaan media sosial untuk promosi, partisipasi daring dan langsung, serta kelas mahir.
“Melalui pra kongres, kami dapat bertukar pemikiran dengan beragam pihak. Melalui promosi, kami dapat menginformasikan kegiatan ini secara luas,” jelasnya.
Kemudian pada pelaksanaannya, KBI XII memberikan peluang keikutsertaan untuk 1.000 orang secara daring melalui aplikasi zoom, dan 500 orang untuk luring/langsung. “Selain itu kami pun mengadakan kelas mahir dalam bidang tertentu,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dora juga memperkenalkan aplikasi baru dari Badan Bahasa, yaitu Halo Bahasa, yang menyediakan berbagai fitur dan informasi tentang bahasa Indonesia serta memungkinkan pengguna untuk melaporkan penggunaan bahasa yang kurang tepat. “Masyarakat cukup memasang aplikasi di ponsel, lalu mendapatkan beragam fitur dalam satu wadah,” ujarnya.
KBI XII adalah momentum penting dalam penguatan literasi bangsa Indonesia di tahun 2023. “Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama sukseskan Kongres Bahasa Indonesia XII dan tetap memegang prinsip Trigatra Bangun Bahasa: utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” pungkas Dora. (R)