27 C
Medan
Selasa, September 17, 2024

YKI Sumut Bersama RSU Grandmed Gelar Seminar Kanker Payudara

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Lubukpakam (buseronline.com) – RSU Grandmed dan Institut Kesehatan Medistra Lubukpakam bekerjasama dengan Persatuan Ahli bedah Onkologi Indonesia (Peraboi), Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumut, YKI Deliserdang dan beberapa lembaga peduli kanker, mengelar dua kegiatan selama dua hari.

Hal itu disampaikan Direktur Utama RSU Grandmed Lubukpakam dr Arif Sujatmiko MKes pada siaran persnya yang diterima wartawan melalui Humas Grandmed Lubukpakam Emra Sinaga di Lubukpakam.

Kegiatan itu mengelar seminar tentang kanker payudara dan senam sehat Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri), selama dua hari hingga, Minggu (22/10/2023) di Institut Kesehatan Medistra Lubukpakam.

Diinformasikan bahwa di RS Granmed telah tersedia tiga moda terapi untuk mengatasi kanker, yaitu dengan bedah tumor yaitu upaya mengobati tumor dengan zat-zat sitotoksika yang berkemampuan membunuh sel kanker.

Selanjutnya dengan Kemoterapi yaitu upaya mengobati tumor dengan zat-zat sitotoksika yang berkemampuan membunuh sel kanker.

Kemudian dengan radioterapi yaitu upaya mengobati tumor dengan mempergunakan sinar dan gelombang radiasi untuk mematikan sel-sel kanker sementara mempertahankan sel-sel yang masih sehat.

Narasumber seminar, Ketua Peraboi Sumut, dr Denny Rifsal Siregar SpB SpBOnk (K) dan Penyintas Kanker Payudara, Julida Koto, melalui seminar diharapkan dapat mendorong dan mensosialisasikan kepedulian terhadap kesehatan payudara.

Selain itu mengajarkan gejala-gejala awal kanker payudara dan teknik-teknik sederhana mengenali kemungkinan diagnosa kanker berdasar ciri-ciri dan bentuk payudara yang menyimpang dari bentuk normal.

Pada seminar dipaparkan bahwa angka kasus kanker payudara di Indonesia berdasar data tahun 2018 adalah 1,8 per seribu penduduk atau sekitar 475 ribu penderita. Kanker payudara di Indonesia menempati peringkat satu dari daftar seluruh jumlah kanker, dan merupakan penyebab kematian teratas dari seluruh kasus kanker.

Terlebih lagi, pertambahan jumlah kasus kanker payudara di Indonesia sangat tinggi, yaitu 16,6% dari seluruh kasus kanker atau sebesar 68 ribu kasus baru per tahun.

Kemajuan dalam pengobatan kanker di Indonesia, baik teknologi kesehatan maupun penyedia jaminan pembiayaan (BPJS Kesehatan), belum nampak membuahkan hasil berupa naiknya tingkat kesembuhan kanker.

Hal ini disebabkan karena penderita kanker payudara datang ke fasilitas kesehatan ketika stadium kankernya sudah pada tahap lanjut. Saat itu, keberhasilan pengobatan jauh lebih kecil daripada ketika kanker berhasil di deteksi dini dan penderita berobat pada stadium awal.

Dengan itu, Organisasi pengendalian kanker sedunia, Union for International Cancer Control (UICC) sejak tahun 90-an telah mencanangkan setiap bulan Oktober sebagai Bulan Kepedulian Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month).

Dibuatlah istilah Pink October dan penggunaan atribut warna dan pita pink di setiap bulan Oktober, untuk mengingatkan tiap orang supaya lebih peduli terhadap kesehatan payudara.

Selanjutnya pada kegiatan senam, instruktur senam memperagakan teknik senam Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri) sehingga diharapkan peserta senam bisa mengidentifikasi bentuk-bentuk awal kelainan pada payudara sehingga selanjutnya bisa memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk memastikan apakah kelainan yang ditemukannya berpotensi menjadi kanker atau tidak. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru