Jakarta (buseronline.com) – Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau yang lebih dikenal dengan pasukan oranye, rentan terpapar risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian Rimantho (2015) mengungkap 52 persen pekerja PPSU terjangkit penyakit dari paparan kuman, bakteri dan virus.
Itu sebabnya 68 persen pekerja PPSU merasa mereka perlu mendapatkan sarana proteksi diri, seperti seragam kerja yang layak. Seragam petugas kebersihan merupakan salah satu standar alat pelindung diri.
Terbuat dari bahan katun, faktanya produksi teksil berbahan dasar kapas tersebut mengandung endotoxin atau lipolyassharide (LPS). Molekul ini dapat mengakibatkan berbagai risiko kesehatan, dari inflamasi akibat bakteri hingga gangguan fungsi paru (Olano, Subiza, & Civantos, 2009).
“Karena itu, kami mengembangkan pakaian bagi petugas kebersihan yang dapat mereduksi bakteri sebesar 75,67 persen. Pakaian ini kami beri nama A-Bacs, terbuat dari bahan dasar eceng gondok,” ujar Wira, mahasiswa Universitas Pertamina (UPER).
Bersama Ahmad Hardiyansyah, Dia Purnama Mega, dan Zikri Anugrah Harahap, inovasi mereka mendapat apresiasi dari Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi.
Sebagai penghasil serat alami, eceng gondok memiliki kandungan alepotati atau senyawa yang berpotensi sebagai antimikroba, antifungi dan anti alga.
“Untuk memberikan proteksi ekstra bagi petugas kebersihan, A-Bacs juga dilengkapi senyawa kitosan yang berasal dari ekstrak cangkang udang. Kandungan yang ada tersebut dapat mencegah infeksi kulit,” kata Wira dalam wawancara daring, di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Inovasi Wira dan tim dipamerkan dalam gelaran Jakarta Innovation Day (JID) dengan tajuk ‘Urban Innovation for Sustainable Jakarta’, yang diadakan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada pada 25 sampai dengan 27 September 2023 di Balai Kota Jakarta.
“Selain bermanfaat bagi kesehatan, serat eceng gondok mampu mengurangi polusi lingkungan. Zat nitrogen dan fosfat yang terkandung dalam tumbuhan tersebut dapat menyerap zat organik, anorganik, dan logam berat yang merupakan bahan pencemar,” tambah Wirat.
Selain A-Bacs, UPER juga turut memamerkan enam karya mahasiswa berbasis kebaruan di berbagai bidang: “Pencegah Jepitan Jendela, Anti Pinch Power Window”, “Pendeteksi Jalan Rusak Berbasis Internet, Smart-Rodap”, “Minuman Khas Sumatera Barat yang Dapat Meningkatkan Stamina, Teh Telur”, “Sampo Bebas Kimia dan Ramah Lingkungan, Elavour”, “Olahan Singkong, Oppa Gemes”, dan “Sambal Pecel Khas Jawa, Myfin”.
Rektor Universitas Pertamina, Prof Dr Ir Wawan Gunawan A Kadir MS menyampaikan dukungannya terhadap program kewirausahaan UPER. “Pembelajaran UPER disusun berdasarkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha. UPER turut mendukung mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan wirausaha melalui berbagai metode, salah satunya melalui program inkubasi bisnis,” jelasnya.
Saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di Universitas Pertamina. Universitas Pertamina membuka jalur masuk melalui beberapa kategori seperti Jalur Tes Tertulis, Jalur Tes Nilai Rapor serta Seleksi Berdasarkan Nilai SNBT. (J1/Rel)