Purbalingga (buseronline.com) – Upaya pencegahan terhadap perundungan dan kekerasan seksual pada anak dan remaja dimulai dari unit-unit sekolah, termasuk dengan mewaspadai kegiatan-kegiatan para pelajar yang mengandung unsur kekerasan fisik dan nonfisik, serta rasa senioritas kakak kelas terhadap adik kelas.
Pesan tersebut disampaikan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, saat mengisi kegiatan Bupati Mengajar, di SMKN 1 Kutasari, Rabu.
“Hati-hati terhadap kegiatan kekerasan fisik dan kekerasan nonfisik, serta bullying (perundungan) karena bisa menyebabkan korban jiwa. Jadi, tidak sedikit anak-anak korban bullying ini bunuh diri, baik karena depresi, maupun merasa di dunia ini sendirian,” katanya.
Ia mengatakan para pelajar jangan sampai melakukan tindakan pidana sehingga harus menerima hukuman kurungan penjara.
“Kalau sudah masuk ke dalam bui, aduh dik, masa depan kita ini hancur. Jadi jangan pernah menyia-nyiakan masa depan adik-adik sekalian, karena yang kecewa tidak hanya diri kita tapi orang tua kita,” kata Bupati Tiwi.
Bupati juga berpesan agar para pelajar menjaga nama baik sekolah, keluarga, dan Kabupaten Purbalingga. Bupati berharap agar Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan SMKN 1 Kutasari bisa berperan efektif dalam mencegah munculnya kasus kekerasan dan pelecehan seksual di sekolah.
Ketua DPRD Purbalingga HR Bambang Irawan Dia mengajak para pelajar agar bijak menggunakan gawai dan tidak mudah terprovokasi.
“Manfaatkan gadget dengan baik, lihat media-media yang mendidik, jangan gampang terprovokasi, dan saring sebelum sharing. Di saat kita mendapatkan berita diteliti dulu, dilihat dulu, kalau itu diyakini ada manfaatnya baru share dengan orang lain,” pesannya. (R)