25 C
Medan
Kamis, September 19, 2024

Poster Ganjar Dicopot di Sumut, Sutrisno Pangaribuan: Poster Saja Ditakuti, Apalagi Orangnya

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Belum lama berselang beredar video warganet, terkait aksi pencopotan poster Ganjar Pranowo oleh personil Satpol PP Pemerintah Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumut. Aksi tersebut dilakukan, Sabtu, 11 November 2023, bersamaan dengan kunjungan bakal capres Ganjar Pranowo ke Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

Tim Kampanye Nasional Ganjar-Mahfud (GaMa) meyakini bahwa kemenangan hanya akan dapat diraih dengan cara- cara yang beradab. “Siapapun yang bermain curang akan berhadapan dengan pemilik kedaulatan yakni rakyat,” kata Presidium GaMa Centre Sutrisno Pangaribuan kepada wartawan.

Sebagai rekan juang politik GaMa, yang memilih kerja-kerja live in dan love in rakyat, GaMa Centre menyampaikan pandangan dan sikap yakni pencopotan poster GaMa harus direspon dengan positif, tidak reaktif, dan tidak emosional. Aksi tersebut harus dimaknai sebagai ketakutan pihak tertentu kepada GaMa.

“Poster GaMa saja ditakuti, apalagi orangnya. Maka Tim GaMa harus siap untuk memasang poster/baliho yang lebih banyak. Jika diturunkan 100 poster/baliho, kita naikkan 1.000 poster/baliho, jika diturunkan 1.000, kita naikkan 10.000 poster/baliho. Masa cuma Kaesang dan Gibran saja yang poster/balihonya ramai,” ujarnya.

Selanjutnya ia menyampaikan saat ini belum masuk masa kampanye, maka tim GaMa harus memberi teladan dengan mencopot secara sukarela semua alat peraga dan bahan kampanye GaMa yang terpasang. Tim GaMa harus tetap patuh terhadap jadwal dan tahapan Pemilu yang telah ditetapkan KPU.

Untuk memastikan alat peraga dan bahan kampanye GaMa, baik poster, baliho, spanduk aman, tidak dicopot atau diturunkan oleh Satpol PP, maka tim GaMa harus memasang (menempatkan) poster/baliho, spanduk GaMa persis disamping poster, baliho dan spanduk putra Jokowi, baik Gibran atau Kaesang. “Sebab, poster/baliho keduanya terpasang ramai dan aman di seluruh wilayah Indonesia. Maka poster ataupun baliho yang ditempatkan persis disamping poster/baliho keduanya pasti aman,” ungkapnya.

Sisi lain, upaya memperkenalkan GaMa tidak perlu menggunakan cara- cara lama, melalui poster, baliho, spanduk, dan benda mati lainnya. Menurutnya, rakyat muak dengan cara-cara lama yang menghambur-hamburkan uang. “Tim GaMa harus memilih cara-cara baru, kreatif, sesuai perkembangan zaman. Pasangan GaMa tidak perlu meniru gaya politik anak muda Kaesang dan Gibran yang ternyata masih menggunakan cara lama, memasang baliho dan spanduk secara massif,” sindirnya.

Ia menegaskan, penentu kemenangan di Pilpres 2024 tidak tergantung jumlah poster, baliho dan alat peraga lainnya, namun pada kemampuan mengidentifikasi dan mengasosiasikan diri GaMa terhadap rakyat. “Sebagai pasangan orang biasa, bukan anak, menantu, cucu presiden, dan bukan pula anak, atau cucu pahlawan nasional, serta darah biru menjadikan identitas GaMa sama dan terasosiasi dengan rakyat,” katanya.

Menurutnya, sudah saatnya GaMa memelopori kampanye hijau dengan mengurangi atau menghentikan penggunaan alat peraga dan bahan kampanye, baik poster, baliho, spanduk, dan bahan cetak lainnya dari plastik. Kemudian tidak memasang atau menempel alat peraga dan bahan kampanye di pohon- pohon. Aksi kecil untuk tidak merusak alam harus dimulai.

Ia mengatakan tim GaMa harus terus menabur kebaikan dan menebar optimisme lewat kampanye yang sejuk, riang gembira, tanpa dendam dan amarah. “Semua aksi tersebut adalah drama, drakor, sinetron politik seperti dijelaskan Jokowi. Maka Tim GaMa harus siap dengan seluruh drama, drakor, sinetron politik,” cetusnya.

Bahkan, menurutnya, persoalan baliho terlalu kecil untuk dijadikan bahan pertarungan politik. Tim GaMa lebih baik mempersiapkan ide, gagasan, dan program politik yang sederhana, yang dapat dipahami, dimengerti, dan diterima oleh rakyat. “Saatnya Tim GaMa live in dan love in rakyat sebagai alasan dan tujuan Pemilu,” tegasnya.

Ia mengatakan kemenangan hanya akan diraih dengan memahami dan mengerti kebutuhan dan kepentingan rakyat. GaMa harus mampu membujuk dan meyakinkan hati rakyat, hingga mereka bergerak dan berjuang bersama, terlibat secara partisipatif. (P3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru