26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Dukung Pengusulan WBTB 2024, Aneka Menu Horog-horog Dilombakan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jepara (buseronline.com) – Dalam rangka mendukung makanan tradisional horog-horog menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) 2024, Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Festival Kuliner Tradisional Jepara.

Dalam festival tersebut, digelar lomba variasi menu berbahan horog-horog, yang diikuti 16 TP PKK kecamatan di Kabupaten Jepara.

Beragam menu dari tepung aren tersebut disajikan dalam lomba tersebut. Di antaranya, salad horog-horog (Kecamatan Batealit), kue lupis dan ayam suir horog-horog (Pakis Aji). Ada juga makanan modern burger horog-horog dan prol terog (Nalumsari).

Selain itu, sebagai penghasil potensi laut, Kecamatan Karimunjawa menyajikan kerang dan ayam bakar horog-horog, dan minumannya teler horog (susu santan, durian, dan horog-horog).

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara Mustakim mengatakan, selain untuk menggali kekayaan di Jepara, festival digelar sebagai pengembangan untuk penguatan identitas horog-horog, untuk diajukan atau nominasi WTB pada 2024 mendatang.

“Horog-horog punya potensi yang luar biasa. Kami tidak menemukan horog-horog di luar Jepara. Untuk itu, kami berupaya mengangkat kuliner ini ke kancah nasional,” kata dia.

Sekda Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, horog-horog merupakan makanan yang unik. Disentuh atau dimakan dengan apapun akan menjadi enak, seperti bakso, kolak, pecel, dan hanya dengan kelapa pun juga enak.

“Jika puasa. orang desa minum kolak dulu sebelum makan nasi. Biasanya disajikan kolak dengan horog-horog. Itu nikmatnya luar biasa,” kata Edy.

Edy berharap, variasi menu horog-horog bisa dikembangkan di masing-masing kecamatan, untuk membumikan makanan tradisional horog-horog dan mendukung warisan budaya tak benda di Jepara.

Pada kesempatan itu, sekda juga berpesan, agar masyarakat juga perlu memperhatikan kelestarian pohon aren, jangan sampai pohon aren di Jepara habis, gara-gara ditebang untuk membuat horog-horog.

“Ini bisa kerja sama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sekali-kali melakukan penanaman pohon aren di gunung, sebagai upaya pelestarian aren di Jepara,” katanya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru