27 C
Medan
Selasa, September 17, 2024

Lima Guru Besar USU Dikukuhkan, Rektor Soroti Pentingnya Penataan SDM

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Universitas Sumatera Utara (USU) mengukuhkan Lima Guru Besar dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap USU, di Gelanggang Mahasiswa USU pada Senin, (13/11/2023).

Lima Guru Besar yang dikukuhkan yakni Prof Dr Rudy Sofyan SS MHum dari Fakultas Ilmu Budaya; Prof Ir Hotnida Sinaga MPhil PhD dari Fakultas Pertanian; Prof Dr Apri Heri Iswanto SHut MSi dari Fakultas Kehutanan; Prof Setiawan SKp MNS PhD dari Fakultas Keperawatan; dan Prof Siti Latifah SHut MSi PhD dari Fakultas Kehutanan.

Rektor USU.Prof Dr Muryanto Amin SSos MSi dalam sambutannya menyoroti pentingnya penataan SDM di perguruan tinggi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Peran strategis dosen sebagai modal utama dalam memanfaatkan sumber daya Indonesia, kini diukur secara global melalui produktivitas Tri Dharma seimbang.

“Dosen di perguruan tinggi menjadi salah satu modal utama menggerakkan sumber daya yang dimiliki Indonesia yang diukur melalui produktivitas Tri Dharma yang seimbang yaitu pendidikan, penelitian dan luarannya, dan pengabdian masyarakat,” jelas Prof Muryanto.

Kualitas layanan Tri Dharma di USU sangat bergantung pada kinerja dosen. Penambahan 47 Guru Besar di tahun 2023 diharapkan meningkatkan kinerja Tri Dharma. Upaya terus menerus untuk meningkatkan kinerja dosen dan mahasiswa diharapkan memperbaiki peringkat universitas dalam pemeringkatan internasional.

“USU perlu menjaga konsistensi kenaikan produk Tri Dharma secara terus menerus dan meningkatkan kinerja dosen dan mahasiswa agar penilaian dari lembaga internasional semakin baik dan dipercaya oleh industri,” ujar Prof Muryanto.

Lebih lanjut Rektor USU mengatakan keberhasilan Program EQUITY di USU tergantung pada komitmen untuk berinovasi dalam layanan Tri Dharma. Peran Guru Besar dalam membawa perubahan fundamental menjadi kunci. Dengan 155 Guru Besar aktif dan 16 yang baru diangkat, Rektor yakin akan terjadi perubahan signifikan menuju standar internasional.

“Program EQUITY akan menekankan kualitas dosen dan mahasiswa untuk engage dengan kampus luar negeri dan industri. Sebagai Rektor, saya merasa sangat yakin, Guru Besar USU akan memberikan perubahan dan penguatan ekosistem pendidikan dengan standar internasional secara cepat,” tutur Prof Muryanto.

Prof Dr Rudy Sofyan SS MHum menyatakan bahwa peran Guru Besar membawa tanggung jawab yang besar untuk kontribusi lebih dalam dunia pendidikan. Melalui pengukuhan ini, beliau berkomitmen untuk dapat lebih mengintegrasikan kondisi di masyarakat dengan kondisi akademik.

“Tanggung jawab semakin besar dan tentu lebih banyak lagi berbuat untuk pendidikan. Saya akan mencoba bagaimana mengintegrasikan kondisi lapangan di masyarakat dengan kondisi akademik, bagaimana pemikiran penelitian bisa diaplikasikan di masyarakat luas,” ucap Prof Rudy.

Prof Dr Rudy Sofyan SS MHum mengatakan minimnya ahli pada bidang kajiannya yaitu tentang terjemahan, menjadi motivasi untuk mencapai posisi Guru Besar, yang menunjukkan masih banyak aspek yang perlu diteliti.

“Saya banyak terpacu oleh sedikitnya guru besar di bidang keahlian saya, itu menunjukkan bahwa masih banyak yang belum dikaji. Sehingga saya termotivasi untuk bisa menjadi guru besar khususnya di bidang kajian terjemahan,” ungkap Prof Rudy.

Sementara Prof Setiawan, SKp MNS PhD dalam pidato pengukuhannya “Tata Kelola Keperawatan Profesional dan Peran Strategis Perawat Manajer dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit” menyampaikan bahwa tata kelola keperawatan profesional (professional nursing governance) didesain berdasarkan pada asumsi bahwa perawat memiliki kualifikasi menjadi garda terdepan melayani pasien dalam dunia kesehatan.

“Perawat merupakan garda terdepan dalam melayani pasien selama dua puluh empat jam sehari, tata kelola keperawatan profesional didesain berdasarkan pada asumsi bahwa perawat memiliki kualifikasi untuk menilai dan memutuskan kebutuhan perawatan pasien, dan juga tata kelola keperawatan profesional merupakan struktur yang memberdayakan perawat untuk berkontribusi secara kolaboratif,” ujarnya.

Tidak hanya itu Setiawan juga menyampaikan perihal dampak tata kelola keperawatan profesional yang dirancang untuk terlaksananya pelayanan keperawatan di rumah sakit yang efisien dan efektif, dan juga ada banyak dampak implementasi model tata kelola keperawatan profesional di rumah sakit. (P2)

Berita Lainnya

Berita Terbaru