Bali (buseronline.com) – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa komunitas merupakan kunci penting untuk menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030. Menurutnya, meski tantangan pada masa depan tidak mudah, Kementerian Kesehatan optimistis keterlibatan komunitas mampu mengatasinya.
Hal ini lantaran komunitas memiliki hubungan yang dekat dan erat dengan masyarakat. Dengan demikian, berbagai program positif yang dilakukan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk kelompok paling rentan terhadap AIDS.
Ia menyampaikan pernyataan itu ketika membuka acara puncak peringatan Hari AIDS Sedunia bertajuk “Bergerak Bersama Komunitas: Akhiri AIDS 2023” yang digelar secara hibrida.
“Pelibatan dan pemberdayaan komunitas merupakan elemen penting dalam program penanggulangan HIV terutama pada orang dengan HIV (ODHIV), karena dapat menghadirkan program pengendalian AIDS yang efektif,” katanya.
Ia menjabarkan program pengendalian yang efektif di antaranya promosi kesehatan, upaya pencegahan perilaku berisiko, penemuan kasus (skrining, testing, tracing) dan tata laksana kasus.
Tak hanya itu, Kemenkes mencantumkan strategi pengendalian HIV-AIDS sebagai bagian dari Standar Pelayanan Minimum di Fasyankes.
Strategi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Ke depan, ia mendorong agar pelibatan komunitas dalam pengendalian AIDS dapat lebih maksimal dan menyeluruh. Komunitas tidak hanya terlibat pada tataran implementasi, melainkan harus ikut mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan hingga evaluasi.
Senada, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu meyakini bahwa pelibatan komunitas dalam pengendalian AIDS makin mempercepat target Indonesia mengakhiri AIDS pada 2030. Artinya, Indonesia hanya memiliki waktu 7 tahun.
Dengan waktu yang singkat ini, Dirjen Maxi mengajak semua pihak untuk menyukseskan penanggulangan HIV-AIDS yang ditandai dengan dengan tercapainya Three Zero, yaitu zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma-diskriminasi.
“Waktu kita tidak banyak lagi untuk Eliminasi HIV/AIDS. Saya minta tolong, mari setiap kita yang sudah tahu statusnya, kita dampingi dan berikan pemahaman supaya mereka mau mendapatkan ARV,” katanya.
Hari AIDS Sedunia (HAS) rutin diperingati tanggal 1 Desember setiap tahunnya. Peringatan itu untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat akan pentingnya pencegahan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam pengendalian HIV/AIDS.
Tema global Hari AIDS Sedunia tahun 2022 yaitu “Lets Communities Lead”. Tema ini dipilih mengingat pentingnya pelibatan komunitas di seluruh tahapan pengendalian AIDS.
Sedangkan tema nasional yang diambil adalah “Bergerak Bersama Komunitas : Akhiri AIDS 2030”. Tema ini mengajak kita semua untuk mengulurkan tangan, bergerak bersama, sebagai kekuatan terbesar untuk mengakhiri AIDS di Indonesia dengan melibatkan komunitas. (R)