Tanjungbalai (buseronline.com) – Jajaran Pemko Tanjungbalai yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sangat serius Pravelansi Percepatan Penurunan Stunting di Pemko Tanjungbalai.
Pemko Tanjungbalai berupaya menurunkan angka stunting dalam rangka mendukung pemerintah pusat menurunkan angka stunting dengan kerja sama seluruh OPD lintas sektor terkait.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Pemko Tanjungbalai Daruyana Siregar saat kehadiran kunjungan Tim BKKBN Sumut, belum lama ini.
“Percepatan penurunan stunting kita dilaksanakan dengan hati dan kerja serius. Ini kerja tim dan dikerjakan secara bersama sama dengan semua pihak,” katanya.
Daruyana menyampaikan upaya pemenuhan gizi ibu hamil dan anak balita dengan berbagai upaya dengan membeli ikan- ikan dari pengusaha dan diolah menjadi bakso dan naget untuk tambahan protein.
Bahkan, kata Daruyana seorang staf tenaga gizi ditugaskan sebagai pendampingan balita stunting di wilayah masing masing dan mengumpulkan data menyamakan persiapan dalam rangka penilaian kasus stunting.
Dengan demikian, setelah memperoleh data identitas dan jelas siapa yang stunting, maka bisa tangani dengan cepat.
Oleh sebab itu mulai dari lingkungan, kelurahan hingga seterusnya melaporkan perkembangan perkembangan stunting di wilayah masing-masing.
Daruyana mengatakan, dalam menangani stunting, Pemko Tanjungbalai sering mengadakan diskusi bersama dengan seluruh camat, kepala Bappeda, Kadis kesehatan, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, jelasnya.
Menurut data SSGI (Survei Studi Gizi Indonesia) di Sumut, angka prevalensi stunting tahun 2021 di Kota Tanjungbalai yaitu 26,1 persen dan 26,9 persen di tahun 2022 dan untuk tahun 2023 ini belum ada penilaian dari dinas kesehatan, katanya.
Sementara Satgas Stunting Pemko Tanjungbalai Sahkal menyampaikan sebelum hadirnya Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) anak Stunting di Tanjungbalai mencapai 450 anak, tetapi setelah hadirnya BAAS anak Stunting tersebut dapat teratasi, karena BAAS tersebut secara langsung memberikan makanan tambahan kepada anak-anak tersebut.
Sahkal menambahkan, Kecamatan Teluk Nibung tahun 2022 merupakan kecamatan yang paling beresiko stunting yakni dengan jumlah 1396 kasus, sementara Kecamatan yang paling rendah beresiko stunting adalah Kecamatan Tanjung Balai Selatan yaitu sebesar 274.
Pada kesempatan itu, Daruyana didampingi Misriana dan Sahkal menyampaikan 2023 Satgas Stunting Kota Tanjungbalai dengan bekerjasama semua sektor bekerja keras dalam penurunan stunting sesuai dengan atensi Wali Kota Tanjungbalai. (R)