26 C
Medan
Senin, Juli 8, 2024

Menkes Budi Minta Alkes untuk Deteksi Penyakit

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Sidoarjo (buseronline.com) – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meminta alat kesehatan (alkes) di rumah sakit tidak hanya digunakan untuk pengobatan tapi juga untuk mendeteksi penyakit.

Hal itu disampaikan pada peresmian gedung pusat terpadu RSUD Sidoarjo dan peresmian gedung laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Sidoarjo.

Kementerian Kesehatan telah mengirimkan alat kesehatan untuk layanan penyakit prioritas, kanker, jantung, stroke, ginjal, ke seluruh RSUD di Indonesia.

“Alatnya sudah ada, dipakai bukan untuk mengobati saja tapi untuk memeriksa,” ujarnya di RSUD Sidoarjo.

Penyakit yang paling banyak menyebabkan mortalitas dan morbiditas di Indonesia adalah penyakit kanker, jantung, stroke, dan ginjal. Karena itu, Kementerian Kesehatan memprioritaskan menyelesaikan masalah terhadap empat jenis penyakit tersebut.

Untuk penyakit stroke, Menkes menjelaskan, semua rumah sakit kabupaten/kota harus mampu melakukan pelayanan stroke seperti trombektomi atau prosedur menyingkirkan pembekuan darah.

Selain itu, layanan elektrokardiogram (EKG) untuk penyakit jantung dan layanan mammografi dan CT Scan untuk kanker.

“Rumah sakit-rumah sakit yang bagus itu memiliki layanan 24 jam minimal untuk stroke, dan jantung, kanker, dan ginjal,” ucapnya.

Selain kelengkapan alat kesehatan, Menkes Budi juga mengupayakan peningkatan kualitas SDM kesehatan, khususnya dokter spesialis dan subspesialis, dengan menyediakan beasiswa.

Menkes Budi ingin memudahkan para dokter spesialis dan subspesialis untuk meningkatkan kapasitasnya tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.

Terkait hal itu, Plt Direktur RSUD Sidoarjo dr Syamsu Rahmadi SpS MKes mengatakan, RSUD Sidoarjo telah membangun gedung baru, yakni gedung pusat terpadu dan gedung Labkesda, sebagai upaya dalam mengatasi masalah penyakit kanker, jantung, stroke, dan ginjal.

“RSUD Sidoarjo mendukung dan turut berkiprah sesuai arah transformasi kesehatan yang sudah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan Jawa Timur, rujukan Covid-19, percontohan kelas rawat inap terstandar, dan juga dipercaya sebagai rumah sakit dengan 10 pelayanan prioritas di antaranya kanker, jantung, struktur, ginjal, diabetes liver, infeksi emerging, dan kesehatan jiwa,” katanya.

Gedung pusat terpadu terdiri atas 7 lantai. Setelah diresmikan, lantai 1, 2, dan 3 segera dioperasionalkan untuk pelayanan farmasi, laboratorium, rehabilitasi medik, urologi, bedah digestif, bedah toraks dan kardiovaskular, serta KIA.

Selanjutnya, masih pada tahun ini, segera diselesaikan pembangunan lantai 4, 5, 6, dan 7 sehingga layanan-layanan subspesialis dari berbagai spesialisasi bisa dilakukan di RSUD Sidoarjo.

“Tahun ini akan juga kita bangun gedung sebelahnya untuk gedung diagnosis. Jadi, diagnosis semua penyakit akan dipusatkan di gedung tersebut, sehingga penentuan diagnostik akan jauh lebih cepat,” ungkapnya.

Ia mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang telah melakukan pemenuhan SDM subspesialis untuk rujukan berjenjang.

“Harapan kami hari ini, ke depan adalah layanan rujukan ini betul-betul sesuai dengan kebutuhan pasien dan berbasis kompetensi rumah sakit,” tutur dr Syamsu. (R)

Berita Lainnya

Selamat Idul Fitri

Berita Terbaru