28 C
Medan
Kamis, September 12, 2024

Presiden: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Yogyakarta (buseronline.com) – Presiden RI Ir H Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah di Gudang Bulog Purwomartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut yaitu Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.

Presiden Jokowi menyebut alasan pemerintah mengucurkan bantuan pangan tersebut yaitu akibat naiknya harga beras karena gagal panen di hampir semua negara.

“Kenapa bantuan beras ini kita berikan? Karena memang di seluruh dunia, di semua negara itu harga berasnya terkerek naik semuanya, naik. Karena apa? Panennya banyak yang gagal, panennya banyak yang puso,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa kegagalan panen tersebut diakibatkan perubahan iklim.

Hal tersebut menyebabkan 22 negara menghentikan kebijakan ekspor berasnya dan lebih memprioritaskan beras untuk kebutuhan di dalam negerinya.

“Oleh sebab itu, kita kesulitan untuk membeli beras di negara-negara lain karena beras mereka dipakai sendiri untuk rakyatnya,” jelas Presiden Jokowi.

Untuk itu, Kepala Negara RI selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.

Dengan demikian diharapkan suplai beras menjadi melimpah sehingga harga beras bisa ditekan lagi.

“Kalau produktivitas padi kita turun seperti tahun kemarin, harga pasti otomatis naik karena suplainya tidak cukup, otomatis harga pasti naik. Itu kejadian di semua negara,” ungkap Presiden Jokowi.

Pemerintah Indonesia sendiri memberikan bantuan pangan berupa beras seberat 10 kilogram per bulan kepada sekitar 22 juta penerima manfaat.

Menurut Presiden Jokowi, bantuan tersebut akan diterima hingga bulan Juni 2024 dan bisa diperpanjang jika anggaran negara mencukupi.

“Yang paling penting bapak ibu, Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni diberikan bantuan. Juli malah keterusan. Sementara sampai Juni. Nanti kalau APBN kita hitung-hitung cekap, bisa dilanjutkan lagi,” tutup Presiden Jokowi. (R3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru