26 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Praktik Baik Implementasi Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan di SDN Kota Bogor

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Bogor (buseronline.com) – Banyak cara unik yang dilakukan tenaga pendidik dalam menciptakan model pembelajaran yang menggugah minat belajar siswa. Seperti yang terjadi di SD Negeri 01 Kota Bogor. Di sana, sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) kelas awal dengan riang gembira bermain sambil belajar mencari “harta karun”.

Sang guru, Yusmaniar kala itu mengajak murid keluar ruangan kelas sambil membawa kotak berisi sejumlah potongan huruf yang akan disembunyikan menjadi “Harta Karun”.

“Ini potongan huruf apa anak-anak?” tanya Bu Niar, sapaan akrabnya. Dengan cepat anak-anak menjawab serentak, “Potongan huruf Q”.

“Nanti potongan huruf yang ada di kotak ini akan ibu sembunyikan, anak-anak selama 15 menit ibu beri waktu untuk mencari. Kalo peluit ini Ibu tiup, berarti waktu mencari telah selesai ya. Kalian nanti silahkan buat kelompok dan dengan kelompoknya sama-sama mencari harta karunnya,” jelas Yusminar kepada murid-muridnya.

Lima belas menit kemudian, murid-murid menemukan sejumlah huruf. Lalu, Yusminar mengajak mereka untuk mengerakkan jari tangannya mengikuti bentuk huruf tersebut. Kegiatan praktik baik yang dilakukannya ini terdapat dalam video webinar Sosialisasi Penguatan Implementasi Gerakan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan di Youtube Direktorat Sekolah Dasar.

Kegiatan yang dilakukan Yusmaniar merupakan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di mana anak dan orang tua diperkenalkan dengan lingkungan belajarnya pada tiga hari pertama.

“Contoh kegiatannya yaitu anak saling mengenal guru dan teman sebayanya. Pada kegiatan ini, orang tua juga terlibat. Anak diberikan kertas nama berbentuk lingkaran yang dituliskan nama panggilan anak dengan diberikan kode warna merah, biru, dan hijau,” kata Pakar PAUD dan Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Non Formal (BAN PAUD-PNF), Irma Yuliantina.

Lalu, anak-anak diminta berkumpul secara berkelompok sesuai warna. Selanjutnya, guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama-sama. Tiap kelompok disiapkan lagu sederhana yang berbeda-beda, misalnya Pelangi, Gembira Berkumpul, dan lain-lain.

Setelah bernyanyi, guru mencontohkan cara berkenalan, lalu mengajak anak di kelompok tersebut memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan makanan kesukaan. Guru dapat menyesuaikan tema agar murid saling menanyakan warna kesukaan, mainan kesukaan, atau lainnya. Apabila ada anak-anak yang belum berani berbicara di hadapan banyak orang, guru dapat membimbing anak sehingga rasa percaya dirinya bisa tumbuh.

“Kegiatan ini membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya menyangkut aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah,” ujarnya.

Dalam konteks transisi PAUD ke SD, MPLS dapat dilakukan dengan menyusun kegiatan masa pengenalan anak dengan sekolah, dengan melibatkan orang tua. Sebagai pintu pertama masa sekolah, sebaiknya pada MPLS satuan mengundang orang tua untuk mengantar anak ke sekolah setidaknya pada hari pertama.

Langkah ini juga memungkinkan terciptanya interaksi para mitra yang berperan penting menyukseskan pembelajaran seperti orang tua, guru kelas, dan murid. Dengan demikian, murid akan merasa lebih aman dan percaya diri untuk memasuki lingkungan sekolah yang baru.

Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan pada masa pengenalan lingkungan sekolah yaitu pengenalan kelas termasuk alat-alat belajar; serta mengajak peserta didik untuk berkeliling ke seluruh area sekolah sambil menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya. Pada kesempatan ini, peserta didik diajak mengenal semua warga sekolah seperti pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik lainnya.

Sementara itu, budaya pembelajaran di SD dapat dilakukan sejak anak datang ke sekolah hingga waktu pulang sekolah. Misalnya, guru menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru, mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya, menumbuhkan perilaku positif seperti kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat, integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.

Dalam konteks transisi PAUD ke SD, pilihan kegiatan yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa, serta membangun kesepakatan kelas hingga teknis penerapannya. Misalnya menghargai teman dengan tidak berbicara ketika teman sedang berbicara atau mengajak anak secara bergantian menggunakan peralatan di kelas. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru