Jakarta (buseronline.com) – Kemendikbudristek RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia guna meningkatkan daya saing bangsa. Untuk itulah, pendidikan vokasi terus ditingkatkan hingga ke jenjang program doktor terapan atau S-3 terapan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam sambutannya saat acara Peluncuran Program Doktor Terapan di Jakarta, mengatakan bahwa Peluncuran Program Doktor Terapan merupakan amanah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Selain itu, Peluncuran Program Doktor Terapan ini juga menjawab kebingungan masyarakat akan keberlanjutan jenjang pendidikan vokasi, utamanya untuk program pascasarjana.
“Program doktor terapan ini sekaligus menjawab pertanyaan publik bahwa jika memang diperlukan, jenjang pendidikan vokasi juga bisa melanjutkan sampai jenjang S-3 terapan,” kata Dirjen Kiki.
Selama ini, lanjut Dirjen Kiki, kebutuhan akan program doktor terapan tidak hanya dirasakan oleh para dosen politeknik saja, tetapi juga para praktisi maupun profesional yang ingin mengembangkan keilmuan terapan untuk keperluan industri atau bisnisnya.
“Banyak praktisi ingin meningkatkan penguasaan ilmu dan mendapat pengayaan ilmu-ilmu baru di bidangnya untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan masa depan yang semakin kompleks. Mereka membutuhkan kemampuan berpikir dan bekerja pada level doktor, namun bukan sebagai peneliti,” jelas Dirjen Kiki.
Untuk itu, program doktor terapan ini diharapkan akan berdampak besar bagi pengembangan pendidikan tinggi vokasi dalam mengembangkan lompatan-lompatan inovatif yang dibutuhkan.
Berdasarkan data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) per November 2023, tercatat ada 48 perguruan tinggi yang telah menyelenggarakan program magister terapan untuk memenuhi kebutuhan SDM profesional yang kompeten. Dari jumlah tersebut, 25 di antaranya telah diselenggarakan di politeknik, baik negeri maupun swasta. Sementara itu, program doktor telah diselenggarakan di 773 perguruan tinggi, seperti di universitas, institut, sekolah tinggi, dan perguruan tinggi kementerian/lembaga lain (PTKL).
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Muhamad Fajar Subkhan, mengatakan bahwa Peluncuran Program Doktor Terapan menjadi milestone penting dalam pengembangan pendidikan tinggi vokasi.
“Dengan Peluncuran Program Doktor Terapan ini, maka penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi telah lengkap. Pendidikan vokasi menjulang ke langit menghunjam ke bumi,” ujar Fajar Subkhan.
Sebelumnya, pendidikan tinggi vokasi meliputi jenjang Diploma I, Diploma II, Diploma III, Sarjana Terapan, dan Magister Terapan. Dengan pengembangan jenjang doktor ini, pendidikan tinggi vokasi pun akan semakin berdampak dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul.
Terkait peluang dengan dunia industri, Fajar menambahkan, “Dunia usaha dan dunia industri benar-benar membutuhkan kerja sama yang baik dengan kita. Tidak hanya dalam menyiapkan SDM yang link-and-match, namun juga membutuhkan kehadiran kita dalam penelitian yang inovatif dan problem-solving.”
Pada kesempatan tersebut, Fajar mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi yang hadir untuk menyukseskan Program Doktor Terapan.
Direktur Politeknik Negeri Bali (PNB), I Nyoman Abdi, menyambut baik Peluncuran Program Doktor Terapan yang memang sudah dinantikan selama ini. Peluncuran Program Doktor Terapan, menurut I Nyoman Abdi, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada peran perguruan tinggi vokasi dalam meningkatkan daya saing bangsa.
“Dengan Peluncuran Program Doktor Terapan ini, perguruan tinggi vokasi akan ‘naik kelas’, sejajar dengan perguruan tinggi akademik sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012,” kata I Nyoman Abdi.
PNB sendiri, menurut I Nyoman Abdi, telah memiliki program magister terapan, yaitu Magister Terapan Perencanaan Pariwisata dan telah meluluskan 79 M.Tr.Par. (Magister Terapan Pariwisata). Para lulusan program tersebut kini banyak berprofesi sebagai direktur/general manager serta manajer-manajer industri pariwisata. Sejak 2020 prodi ini juga memiliki program double-degree dengan University of Angers, Prancis.
“Dengan adanya doktor terapan, para lulusan kami menjadi bisa melanjutkan kembali pendidikannya tanpa perlu jauh-jauh ke luar negeri,” kata I Nyoman Abdi.
Sebagai alumnus Magister Terapan, Nobby Bagus Muliawan mengatakan bahwa program doktor terapan cukup menarik. Program tersebut dapat meningkatkan wadah menempuh pendidikan doktoral di Indonesia.
“Peluang untuk studi lanjut bagi lulusan magister terapan menjadi jauh lebih terbuka,” kata Nobby, yang merupakan alumnus Program Magister Terapan Teknik Elektro, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Nobby berharap, dengan adanya program doktor terapan benar-benar merepresentasikan terapan itu sendiri sehingga dapat memahami dinamika penerapan disiplin ilmu di industri atau di masyarakat.
Sebagai informasi, Peluncuran Program Doktor Terapan ini dilaksanakan secara hibrida dan dihadiri oleh perwakilan politeknik, universitas, institut, sekolah tinggi, dan perguruan tinggi penyelenggara program pendidikan vokasi. Peluncuran Program Doktor Terapan ini juga dihadiri oleh para tamu undangan yang berasal dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), dan kementerian/lembaga lain. (R)