25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Gagas Transformasi Digital Ekosistem Kesehatan di Rumah Sakit Swasta, ARSSI Gelar Seminar

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jateng (buseronline.com) – Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Cabang Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen menggelar seminar dengan tema “Menggagas Enterprise Resource Planning dalam Transformasi Digital Ekosistem Kesehatan di Rumah Sakit Swasta”, (9-10 Maret 2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa pemilik rumah sakit, Direktur, serta Pimpinan Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Narasumber yang diundang dalam seminar tersebut telah memiliki pengalaman dalam transformasi sistem kesehatan secara digital.

Di antaranya adalah dr Widyana Grehastuti SpOG MSi Med sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Dr dr Riyadh Firdaus SpAn-TI Subsp NA (K) sebagai Kepala Pusat Pengembangan Kedokteran Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PUSBANGKI FKUI) dr Jimmy Agung Pambudi sebagai Direktur Utama RS Paramarta Bandung dan dr Arina Khairunisa sebagai manager JKN RS Hermina Purwokerto.

Dr dr Riyadh Firdaus SpAn-TI Subsp NA(K) membawakan topik mengenai “Pentingnya Pengaruh Big Data dalam Kebijakan Kesehatan Nasional” memaparkan bahwa Pemerintah Indonesia mendorong transformasi digitalisasi kesehatan yang didukung oleh peningkatan anggaran APBN 2024 hingga mencapai Rp187.5 trilliun.

Peningkatan anggaran kesehatan tersebut juga sudah diatur penggunaannya pada Pasal 409 ayat (5) UU Kesehatan, dimana disebut pengalokasian anggaran kesehatan termasuk memperhatikan penyelesaian permasalahan kesehatan berdasarkan beban penyakit atau epidemiologi.

“Modernisasi sistem rekam medis merupakan langkah awal transformasi yang digagas oleh kementerian Kesehatan,” ujar DR Riyadh.

Menurutnya, pengumpulan data rumah sakit melalui Rekam Medik Elektronik (RME) berpotensi besar digunakan untuk meningkatkan pelayanan, transparansi dalam aktivitas dan transaksi rumah sakit.

Bahkan jika dikembangkan lebih lanjut bisa membantu pembuatan Artificial Intelligence (AI), yang dapat mempelajari data dan mendeteksi kemungkinan adanya fraud yang terjadi.

“Rekam medis elektronik di fasilitas Kesehatan memiliki 7 level, yang mana level 7 merupakan level terlengkap yang sudah terkoneksi hingga ke PACS (Picture Archiving and Communication System),” lanjut dr Riyadh.

Direktur Utama RS Paramarta Bandung Jimmy Agung Pambudi mengungkapkan bahwa dengan sudah dimilikinya rekam medis elektronik di rumah sakit bukan berarti sudah cukup karena diharapkan setiap rekam medis elektronik terstandarisasi hingga level tertinggi.

Hal ini pun didukung oleh pernyataan dr Bugar Wijiseno MARS FISQua, Ketua ARSSI cabang Barlingmascap, yaitu kolaborasi antar fasilitas layanan kesehatan yang sinergis berperan penting sehingga layanan kesehatan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Seminar ini menjadi wadah penting untuk membahas arah dan visi masa depan sistem kesehatan Indonesia, khususnya dalam konteks digitalisasi yang kini menjadi inovasi krusial.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor: 17 tahun 2023, digitalisasi telah menjadi landasan utama dalam reformasi sistem kesehatan.

Digitalisasi tidak hanya dilihat sebagai sebuah tantangan, tetapi juga sebagai faktor penentu dalam menghadirkan perubahan yang berarti bagi masyarakat.

Konsep Big Data atau Mahadata yang merupakan hasil dari digitalisasi ini menuntut pengumpulan data dan pertukaran informasi yang sistematis.

Big data juga memiliki karakteristik tersendiri yang dikenal sebagai “5V” yaitu volume, velocity, variety, veracity, dan value.

Big data ini juga merupakan data yang sensitif, oleh karena itu dibutuhkan infrastruktur yang mumpuni untuk menjaga dan menyimpan data tersebut, baik dari sisi hardware dan software penyimpanan seperti secure cloud.

Pengaplikasian data ini pada akhirnya tidak hanya akan memberikan keuntungan dalam efektivitas pelayanan dan efisiensi manajemen rumah sakit, tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Dalam seminar ini, narasumber mengulas lebih dalam mengenai bagaimana implementasi Big Data dapat membentuk kebijakan yang memiliki potensi manfaat ganda bagi seluruh elemen dalam sistem kesehatan.

Diharapkan, diskusi ini memberikan wawasan yang berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. (R3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru