25 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Menkes Ungkap 32 Juta Warga RI Kena Gangguan Mental, Anxiety-Bipolar

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Penyakit jiwa merupakan tantangan kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi penyakit jiwa jauh lebih tinggi daripada penyakit jantung dan stroke.

Meskipun data pasti sulit untuk diperoleh karena stigma yang melekat pada masalah kesehatan mental, penelitian menunjukkan jumlah individu yang mengalami gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan dan gangguan bipolar terus meningkat.

Faktor-faktor seperti tekanan sosial, stres di lingkungan kerja, ketidakstabilan ekonomi, serta akses terbatas terhadap layanan kesehatan mental dapat menjadi pemicu utama meningkatnya angka ini.

Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan mental juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap tingginya prevalensi penyakit jiwa.

Pentingnya kampanye penyuluhan, aksesibilitas terhadap layanan kesehatan mental dan dukungan komunitas menjadi krusial dalam mengatasi masalah ini di Indonesia.

“Saya terkejut melihat banyak orang di dunia dan Indonesia yang kena penyakit jiwa, itu lebih tinggi daripada penyakit jantung dan stroke.Data dari WHO, 1 dari 8 orang, kita kan hampir 8 miliar populasi, itu memiliki penyakit jiwa. Jadi kalau kita di Indonesia 280 juta pakai standarnya WHO 1 banding 8 itu kurasa 30-32 juta kena mental disorder atau mental health problem,” kata Menkes RI Ir Budi Gunadi Sadikin kepada media di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.

Penyakit jiwa seringkali menjadi sumber ketidaknyamanan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi yang paling umum dialami secara global meliputi gangguan kecemasan, depresi dan bipolar disorder.

“Paling tinggi anxiety disorder, 300 juta seluruhnya. Nomor 2, ranking di WHO ada mental health problem, itu depression disorder 280 juta, di bawah anxiety,” jelas Menkes Budi.

“Nomor 3 bipolar disorder, itu 40 juta. Ada lagi yang behavioural disorder itu 40 jutaan. Ada juga yang parah, namanya skizofrenia. Itu 24 juta seluruh dunia yang mesti dirawat di rumah sakit jiwa,” lanjut Menkes Budi.

Menurut Budi, ilmu yang mempelajari terkait penyakit jiwa sendiri di Indonesia masih terbilang minim.

Ini menjadi tantangan pemerintah Indonesia untuk terus mempelajari guna mengatasi persoalan penyakit jiwa di Tanah Air. (R3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru