Medan (buseronline.com) – Jenazah Presiden Direktur (Presdir) PT Hotel Danau Toba Internasional (HDTI) Johny Pardede telah sampai di Medan, Kamis (16/5/2024). Diketahui Johny Pardede tutup usia 70 tahun di RS Cikini, Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Jenazah pengusaha sekaligus pendiri klub sepak bola Harimau Tapanuli ini tengah disemayamkan di Pardede Hall, Jalan Mataram, Kota Medan.
Terlihat ratusan pelayat, mulai dari kerabat, sahabat, hingga para mahasiswa Universitas Darma Agung dan Institut Sains &Teknologi TD Pardede berdatangan ke tempat persemayaman, Johny Pardede.
Beberapa karyawan di perusahaan milik TD Pardede, ayah kandung Johny Pardede pun terlihat turut hadir. Diantaranya, karyawan hotel HDTI, karyawan RSU Herna dan karyawan di Universitas Darma Agung.
Selain itu, eks para pemain Harimau Tapanuli (Hartap) terlihat juga melayat ke persemayaman jenazah Johny Pardede.
Eks pemain Hartap yang hadir yakni, Colly Misrun, Yunus Saragih, dan Zul Imbri Purba.
Eks para pemain tersebut terlihat masuk ke ruangan tempat Johny Purba di semayamkan.
Raut wajah eks para pemain Hartap terlihat sedih, seakan tak menyangka pendiri mantan klub mereka sudah meninggal dunia.
“Kita merasa berduka kepergian beliau, ” kata salah satu eks Pemain Hartap, Yunus Saragih.
Yunus mengungkapkan bahwa Johny merupakan sosok pemimpin yang baik terhadap bawahannya.
“Memang dia (Johny) pimpinan yang baik lah. Dia sayang sama kami, dia tidak ada membeda-bedakan kami, semuanya sama. Tidak dapat kami bosa seperti ini,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengungkapkan banyak kenangan tidak terlupakan bersama Johny Pardede semasa hidupnya.
Menurutnya, Johny Pardede merupakan sosok yang periang semasa hidupnya.
“Candanya itulah yang tidak bisa dilupakan. Kalau di lapangan dia bercanda terus membuat kita tertawa semua, karena memang dia periang,” sebutnya.
Johny Pardede adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Tumpal Dorianus Pardede atau dikenal dengan nama TD Pardede, dan Hermina Napitupulu. Lahir di Medan pada 24 April 1954.
Tahun 1966 hingga tahun 1970, Johny tinggal di Jerman. Tahun 1973, sekembalinya ke Indonesia, Johny pun menikah dengan Sri Theresia Bangun.
Sejak dibubarkannya klub sepak bola Harimau Tapanuli yang ia rintis, Johny pun mulai memfokuskan diri untuk mendalami agama. Hingga tutup usianya, Johny tetap seorang pelayan Tuhan. Ia berpegang pada Injil.
Khususnya Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. (R)