Rantauprapat (buseronline.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu mengikuti penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2023. Penilaian dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sumut melalui video conference.
Plt Bupati diwakili Sekda Labuhanbatu Hasan Heri Rambe memaparkan kinerja Pemkab terkait pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2023, dari Kantor Bupati Labuhanbatu, Jalan Sisingamangaraja Rantauprapat.
“Jumlah desa di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 75 dan kelurahan ada 23, dengan total 98 desa dan kelurahan. Seluruhnya menjadi desa atau kelurahan lokus stunting yang penanganannya dibagi dalam 4 tahun,” sebutnya.
Tahun 2021 sebanyak 13 desa/kelurahan. Saat itu kondisi awal prevalensi stunting dalam RPJMD 2021-2026 sebesar 27% dengan jumlah keluarga berisiko stunting 33.103 KK.
Kemudian, tahun 2022 sebanyak 27 desa/kelurahan, ditargetkan 24% dan terealisasi sebesar 23,9% dengan jumlah keluarga berisiko stunting 33.889 KK.
Pada tahun 2023, 31 desa/kelurahan, ditargetkan 18%, terealisasi 20,2% dengan jumlah keluarga berisiko stunting 41.869 KK. Tahun 2024 sebanyak 27 desa/kelurahan, dan stunting ditargetkan menjadi 14%.
Hasan juga menjabarkan pencapaian pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan prevalensi stunting 100% melalui intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
Intervensi prioritas pada tahun 2023 berupa intervensi sensitif, yakni: sanitasi (jamban) mencapai rata-rata cakupan 81,05 %, air bersih dengan cakupan 94,35 % dan penyediaan bantuan khusus bagi keluarga berisiko stunting.
Selanjutnya, intervensi spesifik dalam bentuk capaian imunisasi dasar lengkap pada Balita mencapai 94,27%; persentase keluarga berisiko stunting yang mendapat pendampingan mencapai 90%.
“Pasangan calon pengantin yang mendapat bimbingan perkawinan mencapai 100%. Pelayanan pra nikah berupa pemeriksaan kesehatan calon pengantin dan pemberian tablet tambah darah; penyediaan bidan atau tenaga kesehatan lainnya di desa/kelurahan untuk mendampingi calon pengantin,” katanya.
Kemudian untuk ibu hamil dan ibu pasca persalinan termasuk bawah usia dua tahun, diberi makanan tambahan berbasis pangan lokal di daerah berbahan dasar ikan gamak dan daun torbangun melalui dapur sehat (dashat) di Kampung KB. Pelayanan ibu pasca bersalin berupa parenting di Posyandu (aspek klinis dan psikologis) serta penyediaan poster pintar untuk mengukur tinggi badan.
Pemberian alat antropometri untuk 15 Puskesmas dan 553 Posyandu serta alat USG 2 dimensi untuk 15 Puskesmas di wilayah Kabupaten Labuhanbatu.
“Pelaksanaan program Bupati Sapa Desa setiap bulan di seluruh desa lokus stunting melalui pelayanan kesehatan dan penuntasan kemiskinan ekstrim sesuai dengan SK Bupati nomor 410/285/DPMD/2023 tentang Penetapan Inovasi Bupati Sapa Desa (bupati siap melayani dan peduli masyarakat di desa), dengan capaian rata-rata cakupan 85%,” kata Hasan Heri.
Seusai tanya jawab, pemberian masukan dan penutup, Sekda memerintahkan para kepala OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk melakukan apa yang telah direkomendasikan tim penilai, dan meningkatkan kinerja menekan angka stunting.
Penilaian tersebut dihadiri pada Asisten I Sarimpunan Ritonga, Kepala Bappeda Labuhanbatu Hobol Z Rangkuti, Pasilog Kodim 0209/LB Unggul S, Kasi Dokkes Polres Labuhanbatu Iptu dr Yessy Simbolon, Sekretaris TP-PKK Rosida, perwakilan Dinas PMD, BPPKB, Dinkes, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas PRKP, Dinas PPA, Kemenag Labuhanbatu, SPI Labuhanbatu dan perwakilan dunia usaha. (R)