Jakarta (buseronline.com) – Korban judi online semakin sering dilaporkan dan berujung fatal.
Mulai dari cekcok antar keluarga, terjerat hutang ratusan juta, penggunaan obat-obatan terlarang, bahkan sampai menjadi pelaku pembunuhan.
Kebanyakan terjebak karena berawal dari hanya mencoba-coba, adrenaline rush, sekedar rekreasi, sampai boleh jadi mengkhayal mendapatkan bantuan dalam jumlah fantastis secara instan.
“Dia bisa judi online karena nggak ada kerjaan, jadi rekreasinya judi, bisa juga karena ada kebutuhan untuk dapat bantuan tiba-tiba, misalnya dari judi cuma 100 ribu, dapatnya 10 juta,” kata Psikolog Klinis Dra Tri Iswardani MSi Psikolog dalam acara perbincangan Sunset Talk di Jakarta.
Tergiur akan kesuksesan teman dari judi online juga menjadi jebakan para pelaku sampai rela terus mengeluarkan uang yang tidak disadari nominalnya semakin besar.
Walhasil, masalah baru mulai terjadi, yakni melakukan pinjaman online dan hutangnya terus menggunung.
Tri mengingatkan potensi kecanduan tidak hanya terjadi di usia dewasa muda, tetapi juga kelompok remaja yang sudah mengantongi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Tri menyebut kecanduan judi online akan membuat seseorang semakin sering menutupi banyak hal, utamanya soal finansial.
Bisa saja mereka mendadak menjual banyak aset tanpa alasan yang jelas.
“Diam-diam dia akan mencoba terus, semakin sering berbohong kepada keluarga, waktu yang dia habiskan di depan gadget semakin lama,” jelas Tri.
“Tiba-tiba dia punya hutang, hutangnya makin lama semakin nambah, dari awalnya 300 ribu sampai bisa jutaan rupiah, dia akhirnya lari ke pinjol. Bahkan saya nemu kasus orang yang main judi online itu harus terus memonitor aplikasinya,” lanjut Tri.
Tri meminta para keluarga dan teman dekat yang melihat gerak-gerik seseorang kecanduan judi online untuk segera membawanya terapi ke psikolog dan psikiater sebelum telanjur terlambat.
“Jadi dia harus memantau, melek terus, dan untuk kebutuhan kuat meleknya, dia mulai lah pakai sabu, sabu juga jadi semakin addict, akhirnya tertangkap, ketahuan, direhabilitasi dan ternyata awal mulanya baru diketahui karena judi online,” tutup Tri. (R3)