Jakarta (buseronline.com) – Sebagai upaya mendukung Manajemen Talenta Nasional (MTN), Kemendikbudristek RI melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) membangun Kurasi Talenta dan Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) sebagai pangkalan data talenta nasional dalam mendukung pengembangan talenta nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Hasil kurasi talenta memberikan pengakuan terhadap kualitas penyelenggaraan ajang serta memberikan penghargaan kepada talenta berprestasi, termasuk pemberian insentif berupa jaminan karir belajar atau bentuk lain yang memadai, seperti PPDB dan pemberian BOS Kinerja Prestasi.
Selain diperuntukkan sebagai penyimpanan data terintegrasi, terstruktur, dan terskala, SIMT juga menjadi wadah dalam memantau dan memetakan prestasi peserta didik. SIMT juga menjadi sumber informasi publik mengenai talenta prestasi yang menampilkan portofolio prestasi sebagai data untuk menganalisa dan mengevaluasi talenta.
Staf Ahli Mendikbudristek (SAM) Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin menjelaskan, Beasiswa Indonesia Maju (BIM), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), dan platform lainnya turut dihadirkan oleh Kemendikbudristek guna memfasilitasi karir belajar siswa berprestasi. Menyatakan.
“Tentu kita juga mulai membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mensinergikan atau seperti arahan bapak Presiden bagaimana mengorkestrasikan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan semua talenta bisa terfasilitasi,” ujarnya.
Tatang menjelaskan peserta didik yang telah terdata ke dalam SIMT memiliki kesempatan untuk memperoleh beasiswa atau diterima di perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Ketika mereka mendapatkan beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri, dan setelah mereka menyelesaikan studi, Kemendikbudristek terlibat dalam upaya untuk menghubungkan mereka dengan ekosistem yang mendukung karir belajar dan pekerjaan berikutnya.
“Ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan bahwa pengembangan karir belajar akan terhubung erat dengan karir pekerjaan di masa depan, baik sebagai periset, inventor, dan profesi sejenisnya,” ujar Tatang lebih lanjut dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertema Fasilitasi Karier Belajar dengan Kurasi Talenta dan SIMT di Jakarta.
Praktik baik Kurasi dan SIMT telah dilakukan di SMA 1 Singaraja, dimulai dengan penilaian mingguan oleh tim sekolah terhadap siswa yang meraih juara. Selanjutnya, tim dari Puspresnas melakukan evaluasi dan penilaian. Melalui proses ini, sekolah dapat melihat bakat dan minat siswa secara mendalam.
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Singaraja, Made Sri Astiti menilai kurasi menjadi suatu hal yang krusial bagi satuan pendidikan dalam mengarahkan siswanya ke lomba atau ajang yang relevan, yang memungkinkan mereka tercatat dalam SIMT. “Masuknya siswa dalam SIMT sangat penting karena membuka peluang untuk mendapatkan berbagai fasilitas, terutama beasiswa Indonesia Maju, serta memberikan kontribusi positif pada penilaian kinerja lembaga,” tuturnya.
Pelaksanaan kurasi lomba memiliki dampak positif signifikan bagi siswa dengan berbagai bakat dan minat. Siswa dapat mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh perguruan tinggi atau lembaga lain, sehingga adanya nilai serta pengakuan terhadap prestasi yang diraih. Made Sri Astiti menuturkan adanya penilaian pada kurasi setiap tahunnya mendorong penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas lomba dan menjadikannya lebih bermanfaat serta memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
Made Sri Astiti memberi saran kepada sekolah yang belum memanfaatkan Kurasi Talenta dan SIMT untuk membentuk tim agar siswa berprestasi dapat tercatat di pangkalan data SIMT. “Data tersebut sangat penting karena dapat menjadi portofolio bagi karir siswa kedepannya, baik beasiswa maupun pekerjaan,” imbuhnya.
Pemanfaatan kurasi dan SIMT juga dirasakan oleh Arjuna Ayasa Putra, penerima Beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan 2. Saat masih duduk di kelas 12 SMA, ia mengikuti pendaftaran beasiswa Indonesia Maju, tetapi belum memahami sepenuhnya nilai dari lomba-lomba yang diikuti. Dengan adanya kurasi dan SIMT, ia dapat mengetahui lembaga-lembaga selain Puspresnas yang telah masuk kurasi.
Hal ini mempermudahnya dalam menilai serta memilih instansi penyelenggara lomba yang berkualitas. “Berkat pemanfaatan kurasi dan SIMT, saya berhasil meraih beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan ke-2,” ujarnya. (R)