Jakarta (buseronline.com) – BPOM bersama Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menyelenggarakan peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day) 2024 di One Satrio, Jakarta.
Acara tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tidak hanya mengenai pentingnya memilih makanan yang aman, tetapi juga tentang konsumsi makanan yang lebih sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Acara ini menyajikan berbagai kegiatan yang meliputi talk show, pameran makanan, demonstrasi memasak langsung, dan pertunjukan musik. Plt Kepala BPOM RI, L Rizka Andalusia membuka acara dengan pidato yang menyoroti perubahan tantangan kesehatan masyarakat dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung dan diabetes melitus.
Rizka mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama PTM adalah konsumsi pangan yang tidak aman, termasuk bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya, serta kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi.
Rizka Andalusia mengajak masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih makanan dengan memeriksa izin edar dari BPOM. Dia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi bahan tambahan pangan yang tidak sehat, terutama gula, yang seringkali ditemukan dalam produk pangan olahan.
“Kami berkomitmen untuk menindak tegas produk-produk yang mengandung gula berlebihan, termasuk dalam susu formula dan pangan olahan lainnya,” ujar Rizka, seperti dilansir dari BPOM.
Sekretaris Jenderal GAPMMI Indrayana menyatakan bahwa kolaborasi antara BPOM dan GAPMMI dalam acara ini merupakan contoh konkret dari kemitraan publik-swasta yang bertujuan untuk memastikan penyediaan pangan yang aman, bergizi, dan terjangkau. “Kolaborasi ini penting untuk mewujudkan masyarakat yang aktif dan sehat melalui pangan yang berkualitas,” tambahnya.
Sesi talk show dalam acara ini menghadirkan Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Ema Setyawati, serta influencer gen Z, Nadila Wantari. Ema Setyawati membahas dampak negatif dari konsumsi gula berlebihan, yang kini mulai mengarah pada fenomena cuci darah di kalangan generasi muda.
Ia mengusulkan rumus 4-1-5 sebagai panduan untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak. “Kita perlu mengurangi konsumsi GGL agar tidak menambah beban kesehatan di masa depan,” kata Ema.
Nadila Wantari mengingatkan generasi Z untuk tetap memperhatikan asupan air mineral mereka, terutama bagi mereka yang sering mengonsumsi kopi. “Kopi bukan pengganti air mineral. Penting untuk minum 1,5-2 liter air mineral setiap hari dan memperhatikan kandungan makanan yang masuk ke tubuh,” ujar Nadila.
Acara ini juga menampilkan pameran pangan yang menampilkan produk-produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri yang telah memiliki izin edar BPOM. Selain itu, terdapat berbagai booth edukasi seperti booth “Pilihan Lebih Sehat”, Pojok Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aman, dan mobil laboratorium keliling dari Balai Besar POM di Jakarta.
Peserta, yang sebagian besar adalah pelajar dan anggota PKK menunjukkan antusiasme dengan aktif bertanya tentang cara menerapkan prinsip keamanan pangan dalam kehidupan sehari-hari.
Menutup acara, Rizka Andalusia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan WFSD 2024. “Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini. BPOM tidak bisa bekerja sendiri, dan dukungan dari berbagai lembaga serta masyarakat sangat penting untuk membina kesadaran dalam memilih pangan yang sehat,” tutup Rizka. (R)