30 C
Medan
Kamis, Agustus 22, 2024

Kemenkes Luncurkan Program FASTEMI untuk Penanganan Serangan Jantung di Daerah Terpencil

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan program inovatif bernama Farmako Invasif Strategi Tatalaksana ST Elevation Myocardial Infarction/STEMI (FASTEMI). Program ini bertujuan untuk memperluas akses pertolongan pertama bagi pasien dengan serangan jantung tipe STEMI, terutama di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas medis lengkap.

Serangan jantung tipe STEMI merupakan kondisi kritis yang terjadi akibat penyumbatan total pada arteri koroner, mengakibatkan otot jantung tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup.

Tanpa penanganan segera, STEMI dapat mengakibatkan komplikasi serius dan bahkan kematian. Penanganan yang tepat biasanya memerlukan fasilitas cath lab untuk kateterisasi jantung, yang saat ini hanya tersedia di provinsi dan kota besar.

Dilansir dari Sehat Negeriku, dr Isman Firdaus SpJP (K) FIHA FESC FSCAI, yang memimpin pilot project FASTEMI menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk menjangkau pasien di daerah-daerah yang tidak memiliki akses ke fasilitas cath lab.

“FASTEMI adalah terobosan yang penting karena selama ini penanganan serangan jantung STEMI hanya bisa dilakukan di kota-kota besar. Dengan adanya program ini, pasien di daerah terpencil akan mendapatkan pertolongan lebih cepat,” katanya.

Program FASTEMI memanfaatkan obat-obatan fibrinolitik, seperti tenecteplase, yang dirancang untuk menghancurkan bekuan darah dengan cara disuntikkan. Ini adalah langkah awal yang vital dalam penanganan STEMI sebelum pasien bisa dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika diperlukan.

“Obat ini bekerja dengan cepat dan efektif. Puskesmas-puskesmas yang terlibat dalam uji coba akan mendapatkan pasokan obat ini sehingga bisa langsung memberikan pertolongan kepada pasien yang mengalami serangan jantung STEMI,” ujarnya.

Saat ini, FASTEMI sedang dalam tahap uji coba di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Kedua lokasi ini dipilih sebagai pilot project untuk menguji efektivitas dan kesiapan distribusi obat.

Program ini akan dievaluasi secara menyeluruh sebelum diperluas ke puskesmas dan rumah sakit lainnya di seluruh Indonesia.

“Penting untuk memastikan bahwa semua fasilitas yang terlibat siap dengan obat-obatan dan pelatihan yang diperlukan. Kami juga akan memantau hasil dari uji coba ini untuk menilai dampak program dan menentukan langkah selanjutnya,” ungkapnya.

Dengan adanya FASTEMI, diharapkan pasien dengan serangan jantung STEMI di daerah-daerah terpencil dapat mendapatkan pertolongan yang lebih cepat dan efektif, yang pada gilirannya diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung di Indonesia. (R)

Berita Lainnya

Selamat Idul Fitri

Berita Terbaru