Medan (buseronline.com) – Penelitian terbaru dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hanya berjalan kaki rata-rata 3.513 langkah per hari, jauh di bawah rata-rata global yang mencapai 5.000 langkah.
Data ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk paling malas bergerak di dunia. Sebaliknya, Hong Kong menempati posisi teratas dengan rata-rata 6.880 langkah per hari.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memperkuat temuan ini dengan menempatkan Indonesia di peringkat pertama sebagai negara dengan penduduk paling malas jalan kaki.
Rendahnya aktivitas fisik ini meningkatkan risiko obesitas, membuat Indonesia berada di peringkat ke-17 dunia untuk jumlah penduduk obesitas terbanyak.
Survei dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menunjukkan bahwa hanya 24 persen masyarakat Indonesia yang bugar, dengan partisipasi olahraga hanya mencapai 34 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup aktif masih jauh dari kenyataan bagi kebanyakan orang Indonesia.
Menanggapi masalah ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut mendukung lokakarya “Empowering Sustainable Mobility” yang diprakarsai oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).
Lokakarya tersebut diadakan di Jakarta baru-baru ini, bekerja sama dengan Walk21 Foundation, ITDP Indonesia, Kedutaan Besar Belanda, dan Konsorsium York UK.
Kadishub Sumut Dr Agustinus Panjaitan MT dan Kadishub Kota Binjai Chairin Simanjuntak turut hadir dalam acara tersebut. Mereka menekankan pentingnya mendorong kebiasaan berjalan kaki dan bersepeda di masyarakat.
“Melalui lokakarya ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak malas bergerak. Berjalan kaki dan bersepeda bukan hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon dan membuat kota kita lebih bersih dan ramah lingkungan,” ujar Agustinus Panjaitan kepada wartawan di Medan.
Lokakarya tersebut juga memperkenalkan proyek percontohan urbanisme taktis di terminal bus Kota Binjai, Sumut, yang bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan keselamatan bagi pengguna transportasi umum.
Para peserta lokakarya mengeksplorasi tantangan berjalan kaki di sekitar Jakarta dan membahas berbagai isu seperti infrastruktur, keamanan, aksesibilitas, kebijakan, dan kesadaran publik.
Beberapa solusi yang diusulkan dalam lokakarya tersebut termasuk pengembangan infrastruktur khusus untuk pejalan kaki dan pesepeda, peningkatan langkah-langkah keamanan jalan, perencanaan transportasi terintegrasi, reformasi kebijakan mobilitas aktif, serta kampanye kesadaran publik. (R)