26 C
Medan
Senin, November 25, 2024

Hasil Skrining PTM Dikirim Lewat WhatsApp

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan proyek baru pengiriman notifikasi WhatsApp kepada pasien dengan ambang tekanan darah di atas 130/85 mmHg, gula darah 5.7 HbA1C, dan kolesterol melebihi 100 mg/dL.

Tujuan dari inisiatif ini adalah agar pasien segera menghubungi fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.

Notifikasi WhatsApp berisi hasil skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) yang telah dilakukan pasien. Skrining PTM merupakan program utama untuk memperkuat upaya promotif dan preventif di layanan primer seperti puskesmas, posyandu, atau posbindu.

Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kemenkes RI Setiaji ST MSi menyampaikan bahwa notifikasi WhatsApp dikirim setelah tenaga kesehatan atau kader memasukkan hasil skrining PTM pasien ke dalam Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).

ASIK adalah aplikasi pencatatan deteksi dini atau skrining PTM yang digunakan oleh tenaga kesehatan atau kader di posyandu, posbindu, dan puskesmas. Skrining yang dicatat di aplikasi ASIK meliputi kardiovaskular (jantung), kanker, kelainan darah, dan gangguan pernapasan.

“Mulai 22 Juni 2024, masyarakat telah menerima notifikasi hasil skrining PTM melalui WhatsApp dari puskesmas. Notifikasi ini dikirim setelah tenaga kesehatan atau kader mencatat hasil skrining PTM di Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK),” ujar Setiaji di Jakarta.

Pengiriman notifikasi WhatsApp skrining PTM dimulai serentak di seluruh Indonesia pada 22 Juni 2024 melalui pembaruan aplikasi ASIK versi 2.3.3.

Data yang masuk ke dalam aplikasi ASIK periode Januari-Juni 2024 menunjukkan layanan skrining yang tercatat sebanyak 37.886.630, dengan 29.212.976 individu mendapatkan layanan skrining PTM, dan 10.173 (97,6%) puskesmas telah melaporkan skrining PTM menggunakan ASIK.

Rata-rata harian layanan skrining PTM tercatat di aplikasi ASIK adalah 208.163, sedangkan rata-rata mingguan mencapai 1.457.178. Rata-rata bulanan adalah 6.314.438. Hingga 14 Juli 2024, notifikasi WhatsApp hasil skrining PTM yang telah dikirimkan mencapai 83.987.

“Saat ini, notifikasi WhatsApp dikirim kepada masyarakat yang melakukan skrining kanker serviks serta pemeriksaan gula darah, lemak darah, tekanan darah, dan skrining kanker payudara (khusus perempuan) di puskesmas,” tambahnya.

Selain informasi hasil pemeriksaan, notifikasi WhatsApp juga menampilkan edukasi kesehatan sesuai hasil skrining.

Skrining sangat penting untuk menemukan diabetes lebih dini sehingga risiko diabetes melitus (DM) dapat dicegah. Pencegahan juga dilakukan dengan pemberian edukasi perubahan gaya hidup.

Pemeriksaan kesehatan deteksi dini faktor risiko PTM meliputi pengukuran indeks massa tubuh (tinggi badan, berat badan, lingkar perut), tekanan darah, dan tes gula darah.

Setiaji menyatakan, sebanyak 10.173 puskesmas di Indonesia telah menggunakan aplikasi ASIK untuk pencatatan data kesehatan individu by name by address, termasuk skrining PTM di puskesmas dan posbindu.

Setelah pencatatan hasil skrining di aplikasi ASIK, notifikasi WhatsApp akan terkirim secara otomatis jika nomor WhatsApp valid dan tercatat di ASIK.

“Jika notifikasi WhatsApp tidak terkirim atau diterima, kemungkinan karena koneksi internet tidak stabil atau nomor WhatsApp yang diinput tidak aktif atau tidak valid,” terang Setiaji yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan.

Namun, pencatatan hasil skrining PTM di aplikasi ASIK masih menghadapi tantangan, salah satunya adalah akses internet yang belum merata.

“Oleh karena itu, Kemenkes RI terus berupaya memperluas akses dan meningkatkan kualitas internet hingga ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Adaptasi teknologi digital dalam pencatatan juga menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Setiaji.

Berkat pemanfaatan aplikasi ASIK, Kemenkes RI dapat memastikan pencatatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat tercatat by name by address dari mana saja menggunakan ponsel hingga level posyandu atau posbindu.

“Data yang diinput pertama kali mungkin akan terasa sulit, terutama jika belum familiar dengan pencatatan digital, namun setelahnya akan lebih mudah untuk pencatatan dan suatu program dapat ditelusuri secara tepat ke penerimanya,” ucapnya.

“Kemenkes RI juga menyediakan sosialisasi dan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan kader di seluruh Indonesia untuk mendorong pemanfaatan aplikasi ASIK terkait pencatatan hasil skrining PTM,” ujarnya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru