Jakarta (buseronline.com) – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Majalah Sastra Horison dan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) menyelenggarakan kegiatan Parade Puisi untuk Gaza.
Acara ini berlangsung di Aula Sasadu, Gedung M Tabrani, Badan Bahasa, dihadiri lebih dari 100 sastrawan, budayawan, dan tamu undangan secara luring, serta disaksikan secara daring melalui kanal YouTube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Dengan tema “Solidaritas Sastrawan dan Budayawan Indonesia untuk Palestina,” kegiatan ini diselenggarakan untuk menyuarakan solidaritas atas situasi kemanusiaan di Palestina.
Sejumlah sastrawan terkemuka turut berpartisipasi, seperti Taufiq Ismail, Putu Wijaya, Eka Budianta, dan lainnya. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti juga hadir dan membacakan puisi berjudul Tanah Air Gaza.
Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz menyatakan bahwa perjuangan Palestina melawan penindasan Israel menggambarkan heroisme. Solidaritas Indonesia untuk Palestina didasarkan pada sejarah serupa sebagai negara yang pernah terjajah.
“Keinginan Indonesia untuk membela kemerdekaan dan memberi hak-hak bagi Palestina sesuai Pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan,” ujarnya, seperti dilansir dari Kemendikbudristek RI.
Aminudin menambahkan bahwa meskipun Indonesia telah melakukan berbagai upaya diplomasi dan bantuan, situasi Palestina belum menunjukkan perubahan signifikan.
Oleh karena itu, inisiatif dari Majalah Horison dan Badan Bahasa untuk menunjukkan solidaritas melalui puisi sangat diapresiasi. Ia berharap puisi-puisi tersebut dapat menyampaikan pesan solidaritas global dan didengar oleh masyarakat dunia.
Ketua Yayasan Majalah Horison, Fadli Zon mengungkapkan bahwa hampir 40.000 jiwa telah menjadi korban penjajahan Israel, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia konsisten tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk komitmen untuk menghapuskan penjajahan.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair SM Alshun mengapresiasi dukungan konsisten Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Zuhair menekankan bahwa Palestina selalu mencari kedamaian dan memiliki hak untuk merdeka, termasuk Yerusalem sebagai bagian penting dari wilayah Palestina.
Salah satu penggagas acara, Taufiq Ismail, menekankan pentingnya menyuarakan persoalan kemanusiaan di Palestina secara terus-menerus. Parade Puisi untuk Gaza ini merupakan bagian dari upaya internasional untuk mendesak Israel mengakhiri pendudukannya di Palestina.
Acara ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi bagi para sastrawan dan budayawan, tetapi juga mengingatkan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan dan hak asasi manusia adalah tanggung jawab bersama.
Melalui karya-karya sastra, semangat solidaritas dan perjuangan untuk keadilan dapat terus disuarakan dan dihidupkan. (R)