25 C
Medan
Kamis, September 19, 2024

Peneliti Vaksin Negara OKI Belajar Pentingnya Kolaborasi Peneliti dan Industri

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Penutupan Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 yang berlangsung di Jakarta, menekankan pentingnya kolaborasi antara peneliti dan industri dalam pengembangan vaksin untuk masyarakat luas.

Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Rizka Andalusia menyampaikan bahwa kolaborasi ini krusial untuk memenuhi kebutuhan vaksin, terutama yang bersertifikasi halal bagi masyarakat Islam di dunia.

“Indonesia sedang meningkatkan ekosistem penelitian dan manufaktur vaksin, yang telah menghasilkan 8 dari 14 antigen imunisasi dan 4 di antaranya telah Pra-Kualifikasi WHO,” ujar Rizka.

Deputi CEO PT Bio Farma Soleh Ayubi menegaskan bahwa kolaborasi lintas organisasi sangat penting untuk menghadapi tantangan kesehatan besar seperti pandemi Covid-19.

“Kolaborasi adalah kunci dari segalanya. Masalah besar seperti pandemi terlalu kompleks untuk diselesaikan oleh satu pihak saja,” kata Soleh.

Soleh juga menyoroti tiga hal penting yang harus diperhatikan peneliti vaksin agar hasil penelitian dapat diimplementasikan dalam industri: kemampuan menghubungkan setting laboratorium dengan perusahaan, memahami aspek regulasi, dan pengetahuan tentang Good Manufacturing Practice (GMP).

Program Fellowship Batch-3, yang berlangsung dari 1 Juli hingga 29 Juli 2024, melibatkan 12 peneliti dari 9 negara anggota OKI, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Mesir.

Program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, COMSTECH, PT Bio Farma, dan Universitas Padjadjaran sebagai pusat riset vaksin OKI.

Selama program, para peneliti berlatih di laboratorium PT Bio Farma dan Laboratorium Sentral UNPAD, serta mengunjungi industri farmasi di Jakarta seperti PT Etana Biotechnologies Indonesia dan Kalbe Business Innovation Centre.

Mereka juga mengunjungi laboratorium BRIN untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang produksi vaksin.

Mwambi Bashir, peserta dari Islamic University in Uganda, mengungkapkan niatnya untuk mempromosikan penggunaan vaksin di komunitasnya setelah mendapatkan pengetahuan langsung tentang komitmen Indonesia dalam memproduksi vaksin halal.

“Kolaborasi ini sangat penting untuk mendorong penerimaan vaksin di masyarakat dengan menekankan inklusivitas nilai agama, budaya, dan kepercayaan,” ujar Mwambi.

Dirjen Rizka berharap para peserta dapat terus berkontribusi dalam pengembangan vaksin di negara masing-masing untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru