Bali (buseronline.com) – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto mengajak negara-negara yang tergabung dalam Sub-Regional Meeting (SRM) untuk meningkatkan kerja sama konkret dalam upaya penanggulangan radikalisme dan terorisme.
“Pemerintah Indonesia secara khusus mengajak negara-negara SRM untuk meningkatkan kerja sama konkret dalam upaya penanggulangan radikalisme online yang menyasar generasi muda, penanganan isu migrasi ireguler, dan peningkatan ketahanan kawasan dalam menghadapi serangan siber, khususnya ransomware,” katanya pada Pertemuan ke-5 Sub-Regional Meeting on Counter Terrorism and Transnational Security (SRM) di Bali.
Pertemuan ini dipimpin Menko Polhukam selaku tuan rumah dan co-chair bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Urusan Keimigrasian dan Multikultural, Menteri Keamanan Siber, dan Menteri Kesenian Australia, The Honorable Tony Burke MP.
Hadir pula para Menteri, Wakil Menteri, dan pejabat senior dari negara-negara sub-kawasan Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, dan Thailand.
SRM merupakan dialog tingkat Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Indonesia dan Australia sejak tahun 2017, dengan pertemuan yang diadakan bergantian di kedua negara.
Pertemuan ke-5 ini membahas sejumlah agenda terkait keamanan domestik dan kawasan, penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan, serta keamanan transnasional.
Pertemuan ini juga menghadirkan Dr Noor Huda Ismail sebagai pembicara ahli yang memberikan presentasi mengenai radikalisasi online dan radikalisasi yang menarget generasi muda di berbagai negara.
Negara-negara anggota SRM memahami bahwa isu keamanan di sub-kawasan terus berkembang dan berdampak pada situasi keamanan domestik di masing-masing negara.
Isu-isu utama yang menjadi perhatian bersama meliputi penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan, radikalisasi online, keamanan siber, perlindungan Infrastruktur Informasi Vital, serta migrasi ireguler, khususnya perdagangan orang dan penyelundupan manusia.
Dalam menghadapi tantangan keamanan di sub-kawasan tersebut, negara-negara SRM berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama kawasan, khususnya melalui mekanisme SRM.
“Kerja sama dapat dilakukan melalui berbagi informasi dan koordinasi lintas negara, peningkatan kapasitas, dan peningkatan kesadaran terhadap ancaman keamanan di kawasan,” ujarnya.
Dengan komitmen ini, negara-negara SRM diharapkan dapat lebih efektif dalam menghadapi berbagai ancaman keamanan yang terus berkembang di kawasan Asia Pasifik. (R)