Medan (buseronline.com) – Diskusi penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Provinsi Sumut menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk meningkatkan efektivitas program.
Acara yang berlangsung di UPT Rumah Sakit Khusus Paru Masyarakat ini dihadiri oleh tim percepatan penanggulangan TB, termasuk organisasi Forwakes, serta berbagai pemangku kepentingan.
Dr Delyuzar, salah satu tokoh kunci dalam upaya penanggulangan TB menyatakan bahwa kolaborasi yang solid antara pemerintah dan komunitas sangat penting untuk mencapai tujuan bebas TB pada 2030.
“Tujuan dari acara ini adalah bagaimana kita bisa lebih baik lagi dalam kolaborasi. Kami berharap melalui forum ini, kita bisa saling mendengar, memberikan masukan, dan menemukan tempat-tempat untuk berkolaborasi,” ujarnya.
Dalam acara ini, Delyuzar mencontohkan keberhasilan Desa Pasar Miring di Deliserdang, yang berhasil bebas dari TB berkat alokasi dana desa untuk pemberian vitamin. Keberhasilan tersebut diharapkan dapat direplikasi di daerah lain.
Direktur Rumah Sakit Khusus Paru dr Jefri Suska juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan dalam program penanggulangan TB.
“Kegiatan ini tidak bergantung pada sekelompok organisasi saja, tapi melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Penting bagi mereka yang pernah menjalani pengobatan untuk tidak takut atau malu menyampaikan keluhan,” ungkapnya.
Direktur Poltekkes Medan Sri Arini Winarti Rinawati menambahkan bahwa Poltekkes berperan penting dalam mendukung program kesehatan melalui kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan tentang penyakit menular.
“Kami menjadi perpanjangan tangan dari Kementerian Kesehatan, melaksanakan PKL di 9 kabupaten/kota, dan berharap kolaborasi ini dapat mempercepat upaya penanggulangan TB,” katanya.
Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan institusi pendidikan, serta mempercepat penanggulangan TB di Sumut. (P3)
